PAMEKASAN, MaduraPost – Pelaksanaan proyek Tembok Penahan Tanah (TPT) abal-abal di Dusun Tekklampok 1, Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur dikerjakan asal jadi, sehingga dikeluhkan warga setempat, Minggu (10/01/2021).
Berdasarkan pantauan Wartawan MaduraPost dilokasi, proyek tersebut mempersempit jalan (arus lalu lintas), pada susunan batunya ditata kosong (tanpa spesi), pada bagian pondasi menggunakan pondasi lama, tidak ada galian pondasi dan pada pencampuran spesi (semen dan pasir) menggunakan abu sirtu.
Tak hanya itu, realisasi proyek tersebut diduga hanya dijadikan lahan memperkaya diri, sebab dilokasi proyek tidak ada papan informasi sebagai transparansi publik, sehingga tidak jelas proyek tersebut subernya dari mana dan berapa jumlah anggaran dan volumenya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang ibu-ibu warga setempat yang tidak menyebutkan namanya, merasa sangat keberatan dengan adanya bangunan yang mempersempit saluran air di lokasi tanah miliknya.
“Ini semakin sempit mas jalannya air, ini nantinya kalau ada air besar bisa-bisa semakin mengikis lahan saya, jujur saya sangat merasa keberatan,” keluhnya pada saat menemui Wartawan MaduraPost dilokasi.
Kemudian, dikonfirmasi ke salah satu pekerja yang mengaku warga Desa Gunung Kesan, Kecamatan Karang Penang, Sampang mengatakan, kalau dirinya tidak tahu menahu masalah proyek tersebut, hanya sebatas kerja saja.
“Kami disini tidak tahu mas, kami hanya kerja disini, tapi yang nyuruh kami bekerja disini adalah ustadz Mat Taji warga sini,” katanya.
Sementara, ustadz Mat Taji pada saat ditemui Wartawan Media ini membenarkan kalau proyek tersebut miliknya.
“Ia mas yang melaksanakan proyek ini saya,” pungkasnya.
Disoal kenapa pada bagian materia menggunakan abu sirtu, ia mengatakan untuk memperekat dan meperlicin pada saat pemasangan batu.
“Kalau di RAB memang tidak ada penggunaan abu sirtu mas, tapi saya menggunakannya karena untuk memperkuat dan memperlicin pasangan saja,” ucapnya.
Lain itu, di lokasi terpisah, salah seorang tokoh masyarakat setempat merasa sangat keberatan dengan adanya proyek tersebut.
“Saya minta dengan tegas dan sangat berharap agar pelaksanaan proyek ini dihentikan dan dibongkar ulang, kalau perlu saya minta pihak yang berkompeten untuk menindak dan ditindak dengan tegas,” tegasnya. (Mp/nir/uki/kk)