Scroll untuk baca artikel
Headline

Program Santri Enterpreneur di Sumenep Bermasalah? Disbudporapar dan DPRD Sampai Cekcok Soal Anggaran

Avatar
10
×

Program Santri Enterpreneur di Sumenep Bermasalah? Disbudporapar dan DPRD Sampai Cekcok Soal Anggaran

Sebarkan artikel ini
KOLASE. Potret anggota Komisi IV DPRD, Masdawi (kanan), dan Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh Iksan (kiri). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Madura, Jawa Timur, cekcok soal program Santri Enterpreneur. Kamis, 3 Agustus 2023.

Pasalnya, program Santri Enterpreneur hingga saat ini dinilai belum jelas hasilnya. Hal itu disampaikan oleh anggota Komisi IV DPRD Sumenep, Masdawi.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Bahkan, Masdawi sempat bersitegang dengan Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh Iksan, saat penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumenep 2024.

Di mana, Disbudporapar Sumenep kembali mengajukan anggaran sebesar Rp1,2 miliar untuk keberlangsungan program Santri Enterpreneur tersebut.

“Pada 2024, kita harus melihat dulu output yang 2023, ada atau tida. Jelas atau tidak output-nya ini,” kata Masdawi dalam keterangannya pada sejumlah media, Kamis (3/8).

Baca Juga :  Bank Sampang Raih Penghargaan INFOBANK SHARIA AWARD 2024, Jadi Kebanggaan Pemkab Sampang

Menurut Masdawi, jika hanya dilakukan pelatihan tanpa adanya kontinuitas dan aksi nyata, maka hasil program Santri Enterpreneur akan nihil.

Terlebih, kata dia menegaskan, apa bila rentang waktu kegiatan hanya berbatas dua hingga tiga hari saja, maka skill dari peserta tak akan terasah secara maksimal.

“Jika hanya digunakan untuk pelatihan tanpa adanya output yang jelas dari program Santri Enterpreneur, maka lebih baik anggaran dipangkas dan dialokasikan untuk membuat spot atau gerai pemasaran produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hasil dari pesantren,” kata Masdawi lebih rinci.

Masdawi menilai, selama tahun 2022 hingga 2023 ini output dari program Santri Enterpreneur sangat tidak jelas.

Baca Juga :  Artis Rico Murry Koes Plus Bersama Wika Datang Ke Madura Minta Restu

“Jangan-jangan malah bukan santri yang diikutkan pelatihan,” tudingnya.

Ia juga mengaku, Komisi IV DPRD Sumenep sudah pernah menerima laporan bahwa ada beberapa peserta pelatihan Santri Enterpreneur lebih memilih untuk menjual peralatan yang diberikan sebagai bantuan.

Jika hal itu benar adanya, kata Masdawi, pihaknya akan tegas memberikan sanksi, agar oknum terkait dihapus dari keikutsertaan salam program Santri Enterpreneur berlangsung.

“Kami akan awasi dengan ketat. Perihal alat yang dijual, kami akan telusuri langsung, kalau ternyata benar maka kami hapus kepesertaannya,” tegas Masdawi.

Terpisah, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan mengatakan, program Santri Enterpreneur dapat terlihat dari beberapa produk yang sudah berjalan seperti batik dan blangkon.

Baca Juga :  Sajian Penting! Anggota DPRD Sumenep dan Bakal Calon DPRD Jatim Fraksi PDI-P Isi Kuliah Jurnalistik Bersama DPC PWRI

Meski dmekei, Iksan tak menampik jika hingga saat ini belum terlalu maksimal. Namun Iksan mengkalim, bahwa program Santri Enterpreneur sangat jelas outputnya.

Iksan juga mencontohkan, bahwa pelaksanaan program Santri Enterpreneur turut melibatkan peran organisasi kepemudaan.

Salah satunya Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep untuk menyasar para peserta.

“Meskipun tidak maksimal, tapi saya rasa ada outputnya. Memang produknya masih belum sampai di ekspor. Tapi banyak peserta Santri Enterpreneur yang saat ini mulai membangun usahanya, berbekal apa yang didapatkan selama pelatihan,” ujar Iksan.***