Petinggi BNI Sumenep Memilih Bungkam di Tengah Skandal Manipulasi Kredit Miliaran Rupiah

Avatar

- Jurnalis

Jumat, 19 Juli 2024 - 11:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANGUNAN. Potret Kantor BNI Sumenep yang berlokasi di Jalan Trunojoyo Nomor 61, Labangseng, Desa Kolor, Kecamatan Kota. (M.Hendra.E/MaduraPost)

BANGUNAN. Potret Kantor BNI Sumenep yang berlokasi di Jalan Trunojoyo Nomor 61, Labangseng, Desa Kolor, Kecamatan Kota. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dugaan manipulasi kredit mikro dan makro di Kantor Cabang Pembantu (KCP) BNI Sumenep semakin mencuat, namun petinggi bank tampaknya memilih bungkam.

Manager Office KCP BNI Sumenep, Elliyus, menolak memberikan konfirmasi saat dihubungi wartawan terkait isu yang sedang memanas ini.

“Kami di sini cabang pembantu, kami konfirmasikan dulu ke cabang,” kata Elliyus dalam konfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp, Jumat (19/7) siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya sampaikan dulu ke Cabang ya Pak,” sambungnya lebih lanjut.

Sikap bungkam ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap keterlibatan pihak bank dalam skandal tersebut.

Tidak hanya Elliyus, Pimpinan BNI Cabang Pamekasan, Eri Prihartono, juga menolak memberikan komentar. Eri tidak merespons panggilan telepon yang dilakukan oleh pewarta beberapa kali.

Baca Juga :  Siapa Sebenarnya Buzairi? Hingga DPC PKB Sumenep Sebut Kader Partai Bisa Serampangan

Keengganan untuk memberikan keterangan ini semakin memperkeruh suasana dan menambah ketidakpastian di kalangan masyarakat.

Dugaan manipulasi kredit di BNI Sumenep melibatkan sejumlah oknum yang diduga telah memanipulasi data kredit untuk kepentingan pribadi, merugikan nasabah dan merusak reputasi institusi perbankan tersebut.

Kasus ini menarik perhatian publik yang mendesak transparansi dan akuntabilitas dari pihak bank.

Ketidakmauan pihak bank untuk memberikan penjelasan hanya memperkuat dugaan adanya praktik tidak etis di balik layar.

Masyarakat berharap ada tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini dan memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan.

“Ini yang bikin bingung, BNI kok nyuruh saya jual tanah, sementara harga tanah jikapun dijual masih kurang untuk melunasi angsuran tersebut,” kata Mister X alias korban dalam keterangannya pada media belum lama ini.

Baca Juga :  Youtuber di Sampang Bermain Biawak, Kini Harus Berurusan Dengan Polisi

Diberitakan sebelumnya, korban manipulasi kredit macet miliaran rupiah di BNI Cabang Sumenep itu menceritakan secara detail asal muasal bagaimana insiden ini dialami dirinya.

Bermula saat Mister X yang dipakai namanya oleh seorang pejabat di Sumenep untuk melakukan pinjaman dana di BNI setempat pada tahun 2014 silam.

“Saya diperintah pejabat itu untuk pinjam uang sebesar Rp1,5 miliar bersama sopirnya. Tapi saya diminta untuk mengambil Rp1 miliar saja, ya kita terima segitu, dan uang tersebut saya berikan kepada istri si pejabat, berikut sejumlah surat dan buku tabungan BNI,” kata Mister X pada wartawan.

Baca Juga :  Polres Pamekasan Sosialisasikan Gebyar Budaya Madura

Singkat cerita, selang berapa tahun, Mister X mangku kedatangan pihak BNI Wilayah Jawa Timur yang menanyakan terkait pinjaman uang tersebut.

Bahkan, debt collector BNI Cabang Sumenep sempat mendatangi rumah Mister X. Merasa kebingungan, ia hanya mengatakan, dirinya hanyalah menjadi korban.

“Bukan saya yang menggunakan uang pinjaman itu, melainkan pejabat ini. Di mana, pejabat ini adalah saudara saya sendiri. Ceritanya, saya bekerja di perusahaan milik saudara saya ini. Dan, saudara saya yang (pejabat, red) ini meminjam nama saya untuk syarat mengambil uang kredit macro di BNI Cabang Sumenep,” papar mister X merinci.***

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SPPG Al-Azis Palengaan Menyajikan MBG Tidak Layak, Guru : Terlalu Banyak Ambil Untung
Dapur Makan Bergizi Gratis di Tamberu Barat Diresmikan, Upaya Lawan Stunting Lewat Gerakan Sosial
Santri Lepelle Geruduk Trans Icon Surabaya: Tuntut Chairul Tanjung Minta Maaf atas Tayangan Xpose Trans7
Komunitas JLB Mencari Barokah Dibalik Musibah Amruknya Ponpes Al-Khoziny Buduran
Komisi 1 DPR RI Kecam Tayangan Program XPOSE Uncensored Trans7
Tayangan Trans7 Dinilai Cemarkan Nama Baik Kiai dan Pesantren Lirboyo
Ibu Pemilik Toko Limbad Klarifikasi Pernyataan dalam Video Viral Razia Rokok Ilegal
Dinas PUPR Pamekasan Akan Hentikan Proyek Peningkatan Jalan Tlagah – Bulangan Barat

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 00:38 WIB

SPPG Al-Azis Palengaan Menyajikan MBG Tidak Layak, Guru : Terlalu Banyak Ambil Untung

Minggu, 19 Oktober 2025 - 18:26 WIB

Dapur Makan Bergizi Gratis di Tamberu Barat Diresmikan, Upaya Lawan Stunting Lewat Gerakan Sosial

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 09:25 WIB

Santri Lepelle Geruduk Trans Icon Surabaya: Tuntut Chairul Tanjung Minta Maaf atas Tayangan Xpose Trans7

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 04:30 WIB

Komunitas JLB Mencari Barokah Dibalik Musibah Amruknya Ponpes Al-Khoziny Buduran

Selasa, 14 Oktober 2025 - 15:56 WIB

Komisi 1 DPR RI Kecam Tayangan Program XPOSE Uncensored Trans7

Berita Terbaru

KOLASE. Pamflet DPO Maya Puspitasari yang diterbitkan Polres Sumenep dengan foto berbeda dari identitas awal tersangka kasus dugaan korupsi kerja sama mesin EDC Bank Jatim. (Istimewa for MaduraPost)

Hukum & Kriminal

DPO Berganti Wajah? Misteri Foto Maya Puspitasari dalam Kasus Bank Jatim

Rabu, 29 Okt 2025 - 15:59 WIB