SUMENEP, MaduraPost – Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang digelar hari ini di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, menjadi momen refleksi sekaligus panggilan aksi bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sumenep, Achmad Dzulkarnain, menekankan pentingnya menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam praktik nyata, bukan sekadar seremoni tahunan.
“Pancasila jangan hanya jadi hiasan di upacara, tetapi harus diuji lewat tindakan nyata di masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Dzul ini, Rabu (1/10).
Dzul menyoroti tantangan kebangsaan yang kian kompleks saat ini, mulai dari polarisasi politik, pergeseran nilai pada generasi milenial dan Gen Z, hingga rentannya narasi di media sosial yang berpotensi memicu konflik.
Menurutnya, peringatan Pancasila kali ini harus berfokus pada implementasi kerja nyata, bukan sekadar retorika sejarah.
“Kalau Pancasila hanya dibicarakan setiap 1 Oktober, itu tidak cukup. Nilai ini harus tercermin dalam keputusan pejabat, kebijakan pemerintah, dan perilaku warga sehari-hari. Masyarakat harus merasakan keberadaannya melalui aksi konkret,” tegasnya.
Dia menambahkan, tantangan terbesar hari ini datang dari dalam negeri, berupa apatisme, ketidakpedulian, serta perpecahan yang tersebar lewat platform digital.
Karena itu, kesaktian Pancasila perlu dibuktikan melalui kerja sama antarwarga, toleransi di lingkungan lokal, partisipasi dalam pembangunan, dan penguatan lembaga sosial demokratis.
“Kita wajib terus menumbuhkan nasionalisme sebagai perekat persatuan bangsa dan mewariskannya kepada generasi penerus,” imbuh Dzul.
Menurutnya, upaya menanamkan nasionalisme harus dapat diukur lewat kontribusi nyata masyarakat di berbagai ruang praktik sekolah, keluarga, organisasi sosial, maupun media.
Dengan demikian, Pancasila tidak hanya sakral di buku teks, tetapi hidup dalam keseharian masyarakat.***






