SUMENEP, MaduraPost – Bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Umat muslim sebentar lagi akan melangsungkan puasa.
Penentuan puasa 1 Ramadhan dan Lebaran atau Hari Idul Fitri didasarkan pada perhitungan dengan metode khusus.
Di indonesia sendiri terdapat metode seperti sidang isbat maupun hisab.
Terkait prediksi puasa 1 Ramadhan 2024 mungkin akan jatuh di tanggal yang berbeda. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
Puasa 1 Ramadhan 2024 versi Muhammadiyah akan jatuh di pada hari Senin, 11 Maret 2024.
Kemudian dijelaskan dalam laman resmi NU, bahwa Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah memberikan prediksi mereka terkait puasa 1 Ramadhan 2024.
Melalui pengumuman tersebut disampaikan bahwa puasa 1 Ramadhan 2024 versi NU diperkirakan akan dimulai pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
Biasanya, saat Ramadhan, yang menjadi momen istimewa usai berpuasa sehari penuh adalah menunggu waktu berbuka.
Hal ini sudah menjadi kebiasaan saat hari menjelang senja, banyak warga menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan atau berkegiatan yang mereka sukai.
Istilah lain yang lebih keren dan sering disebut oleh kaula muda adalah ngabuburit. Istilah ini serapan dari bahasa Sunda.
Sementara di lingkungan warga Madura, istilah yang sepadan dengan ngabuburit adalah ‘Nyare Malem’.
‘Nyare Malem’ secara harfiah bisa diartikan mencari malam, atau kegiatan warga Madura yang digunakan untuk menunggu malam atau waktu magrib sebagai tanda keharusan untuk berbuka.
Dalam sebuah opini yang ditulis oleh Politikus PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah di media cetak Jawa Pos, edisi Maret 2023, dikatakan bahwa saat sore menjelang magrib adalah waktu yang cukup rentan menghadapi masa jemu.
Sore hari saat Ramadhan, bagi umumnya warga desa di Madura yang rata-rata sebagai petani dan nelayan, merupakan waktu luang.
“Untuk mengisi waktu luang menjelang berbuka puasa, warga Madura umumnya ramai-ramai ‘Nyare Malem’,” kata Said dalam tulisannya.
‘Nyare Malem’ atau jalan-jalan sore menjelang magrib tentu menjadi hal mengasyikkan sembari menunggu waktu berbuka puasa. Seperti halnya di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Di kabupaten ini, ibu rumah tangga tidak perlu susah menyediakan menu buka puasa.
Karena berbagai menu makanan dan minuman berbuka puasa dapat dibeli di sepanjang Jalan Trunojoyo, Kota Sumenep.
Para pedagang musiman itu menggelar dagangannya dari pukul 14.30 WIB hingga menjelang buka puasa tiba.
Tak heran, jika sepanjang 1 kilometer saat Bulan Ramadhan, jalan utama Kota Sumenep begitu sangat ramai.
Menu makanan yang dijual pedagang kaki lima (PKL) bermacam-macam.
Semisal ada nasi jagung dan sayur kelor, juga terdapat ikan laut dari berbagai jenis (kakap, tongkol, dorang) dan lainnya.
Bahkan, sate ayam dan sate kambing juga disajikan dalam keadaan siap santap.
Salah satu PKL yang biasa mangkal di sepanjang jalan Trunojoyo Sumenep, Abdillah (39) mengatakan, di bulan puasa tahun ia akan kembali menyediakan takjil dan beragam olahan makan siap saji untuk menu buka puasa.
Harganya sangat terjangkau, nasi jagung hanya dipatok Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per porsi.
Menu lalapan yang terdiri dari gubis, timun dan kemangi lengkap dengan bumbunya hanya Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per-bungkus.
Sedangkan sayur asem, lodeh, tewel dan sayur lainnya, rata-rata dipatok Rp5 ribu hingga Rp7 ribu/bungkus.
Sementara makanan kecil lainnya juga tersaji dalam bungkusan kecil, seperti kedok, lapis, wingko, Dadar Fla.
“Semoga Ramadhan tahun ini membawa banyak berkah untuk para PKL di Sumenep, amin,” ucap Abdillah penuh syukur, Kamis (7/3).
Ada beragam cara di banyak tempat untuk menjemput waktu buka puasa saat Ramadhan tiba.
Warga Sumenep umumnya ‘Nyare Malem’ di beberapa titik, seperti area taman bunga.
Selain tempatnya yang asri dan elok, area ini menjadi jantung kota Kabupaten Sumenep, sehingga memudahkan untuk menjumpai PKL disepanjang 1 kilometer jalan raya.
Di Sumenep sendiri, Pemkab setempat biasanya akan menyediakan bazar takjil khusus di Bulan Ramadhan.
Lokasinya tepat berada di jantung kota, sebelah timur area Taman Adipura.
Kepala Diskop UMKM dan Perindag Sumenep, Chainur Rasyid kala itu menyebut, bazar takjil bertujuan agar ekonomi masyarakat khususnya pelaku UKM kembali pulih pasca Pandemi Covid-19.
“Selama bulan puasa bazar takjil ini akan dibuka untuk masyarakat umum,” kata Chainur pada Selasa (21/3/2023) silam.
Pelaksanaan bazar takjil ini, akan dimulai sejak awal Ramadhan, jika sudah ada pengumuman dari pemerintah pusat maka biasanya dilaksanakan pada hari pertama puasa, yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB hingga sebelum buka puasa tiba.
“Silahkan masyarakat yang ingin menyiapkan buka puasa nanti bisa mengunjungi bazar takjil,” kata pria yang saat ini sudah menjabat sebagai Kepala DKPP Sumenep.
Ia mengungkapkan, bazar takjil diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Pada bazar takjil tersebut akan menyediakan berbagai kuliner sebagai menu buka puasa,” jelasnya.
Pilihan lokasi ‘Nyare Malem’ lainnya yang biasa digunakan warga Sumenep adalah di kawasan lingkar timur atau dikenal dengan nama Talangan.
Di kawasan ini warga bisa menikmati indahnya tambak sambil kulineran ikan bakar saat hendak berbuka puasa.
Tak kalah indahnya, warga Sumenep pada umumnya meramaikan lingkar utara, yang menghubungkan Desa Parsanga, Tenonan, dan Kebunan.
Lokasinya perbukitan, cocok menikmati semilir angin senja, sambil menikmati matahari terbenam dan melihat pusat kota Sumenep dari ketinggian.
Lalu, bagi penyuka kuliner, masih ada pilihan untuk menghabiskan waktu puasa dengan mengunjungi bazar takjil.
Lokasinya tidak menetap di satu titik saja, namun berpindah-pindah. Sementara bagi pemburu takjil, bazar kuliner adalah lokasi yang pas untuk ‘Nyare malem’.
Di samping itu, Sumenep juga menjadi surga untuk menghabiskan senja di pinggiran pantai.
Beragam wisata pantai baru bisa dikunjungi saat ‘Nyare Malem’ di Sumenep. Seperti halnya di Pantai Badur di Kecamatan Batuputih, Wisata Matahari di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto.
Lalu ada Wisata Pantai E Kasoghi di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, dan Pantai Taneros di Kecamatan Dasuk.
Apa lagi yang ditunggu, yuk ‘Nyare Malem’ di Sumenep, jajal 1 kilometer takjil hingga menu berbuka puasa, dan nikmati pemandangan indah di spot-spot wisata pantainya.***






