PAMEKASAN, MaduraPost – Kerusakan alat kesehatan berupa Tes Cepat Molekuler (TCM) di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, telah berdampak pada pelayanan diagnosa Tuberkulosis (TBC) di rumah sakit tersebut.
Alkes TCM yang memiliki peran penting dalam mendeteksi bakteri penyebab TBC itu kini tidak berfungsi, sehingga pihak rumah sakit harus meminta bantuan dari Puskesmas Tlanakan untuk mendukung diagnosa pasien.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan, Halili Yasin, menyoroti masalah ini dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo pada Senin (28/10).
“Kebetulan alkes TCM milik rumah sakit rusak dalam beberapa hari kemarin, sehingga rumah sakit meminta bantuan Puskesmas Tlanakan dalam mendiagnosa pasien TBC,” jelas Halili.
Menurutnya, situasi ini perlu segera ditangani agar layanan kesehatan bagi pasien TBC tidak terganggu lebih lama.
Alkes TCM merupakan salah satu alat utama untuk mendiagnosa TBC secara cepat dan akurat, dengan hasil yang biasanya bisa didapatkan dalam waktu singkat.
Alat ini mendeteksi DNA bakteri Mycobacterium tuberculosis secara langsung, sehingga lebih cepat dibandingkan metode konvensional seperti pemeriksaan dahak mikroskopis.
Kecepatan dan akurasi hasil diagnosa menjadi sangat penting, terutama untuk pasien TBC yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.
Namun, dengan rusaknya alkes TCM di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, pelayanan bagi pasien TBC terpaksa harus dialihkan ke puskesmas.
Hal ini tentunya berpotensi memperpanjang waktu diagnosa bagi pasien yang datang ke rumah sakit dengan gejala TBC, sekaligus menambah beban bagi puskesmas setempat.
Halili menekankan bahwa pihak DPRD Pamekasan segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan agar masalah ini cepat teratasi.
Menurutnya, perbaikan atau pengadaan alkes TCM baru harus menjadi prioritas untuk menjaga pelayanan kesehatan, terutama di RSUD sebagai pusat rujukan utama di Kabupaten Pamekasan.
Selain itu, Halili juga meminta pihak RSUD untuk lebih proaktif dalam melakukan pemeliharaan alkes secara rutin agar kerusakan seperti ini bisa dicegah di masa mendatang.
“Jangan sampai kerusakan alat yang penting seperti TCM menghambat pelayanan kepada pasien. Kita perlu memastikan alat-alat kesehatan di RSUD selalu dalam kondisi baik,” tegasnya.
Kerusakan alat TCM ini juga menjadi perhatian masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit TBC atau kerabat yang sedang menjalani pengobatan.
Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan cepat untuk memperbaiki atau mengganti alat tersebut.
Selain itu, beberapa warga mengungkapkan pentingnya transparansi terkait pemeliharaan alat-alat medis yang ada di rumah sakit pemerintah.
Sebagai upaya pemantauan, Komisi IV DPRD Pamekasan akan terus mengawal perkembangan perbaikan alkes TCM dan memastikan bahwa RSUD tetap dapat memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Halili menambahkan bahwa pihaknya juga akan mengawasi penggunaan anggaran kesehatan di RSUD, termasuk dalam hal pemeliharaan dan peremajaan alat kesehatan yang krusial.***