PAMEKASAN, MaduraPost – Telah terjadi kericuhan antar Mahasiswa di Kampus Universitas Islam Madura (UIM) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021).
Hal itu terjadi dilatari adanya sengketa hasil putusan Mahkamah Mahasiswa (MM) yang dianggap tidak adil dengan hanya menggugurkan Pasangan Calon Presiden Mahasiswa (Paslon Presma) nomor urut 01 dan tetap melaksanakan Pemilu.
Padahal sebelumnya, Mahasiswa pendukung Paslon Presma 01 sudah melayangkan gugatan kepada MM terkait kecacatan administrasi Paslon Presma 02 dan kecurangan kepada pihak penyelenggara, yakni kepada Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Universitas setempat.
Namun yang didiskualifikasi oleh MM hanya Paslon 01 dan menganggap KPUM sudah melaksanakan tugasnya dengan benar, yang itu menyebabkan pendukung Paslon 01 memboikot tempat pemilihan agar tidak terlaksana.
Karena menurut Wadud selaku Calon Wakil 01 mengatakan, pihak Rektorat sudah berpihak kepada Paslon 02. Ia juga menyebutkan kalau pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan pemilu raya yang sportif dan berkeadilan.
“Pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan malah menghilang dan seakan-akan menutup mata atas kericuhan ini,” katanya saat ditemui Awak Media ini.
Sementara Taufiqurrahman selaku Mahasiswa setempat juga mengungkapkan, bahwa kericuhan ini terjadi disebabkan pihak Pektorat tetap ingin melaksanakan Pemilihan Presma 2021. Padahal kata dia, KPUM & PANWASLU sudah melakukan berbagai pelanggaran yang berorientasi pada kecurangan.
“Mirisnya, pihak Rektorat malah membenarkan atas tindakan KPUM & PANWASLU tersebut selama ini, dan hal itu sangat jelas bahwa disitu terindikasi kecurangan yang terstruktur,” ungkapnya.
“Pihak rektorat sekarang sudah satu ranjang dengan KPUM & PANWASLU. Oleh karena itu saya tetap menuntut untuk memberangus dan membubarkan MM, KPUM dan PANWASLU yang saat ini menjadi lingkaran hitam dikampus UIM Pamekasan,” pungkasnya.
Senada dengan apa yang dikatakan oleh Taufiqurrahman, Fathor Rosyid selaku pendukung Paslon 01 menyampaikan, bahwa pihaknya berharap agar pihak Rektorat secepatnya menyelesaikan kericuhan ini sehingga tidak mengakibatkan banyak korban.
“Apabila pihak Rektorat tidak mampu menyelesaikan kegaduhan dan membiarkan kericuhan antar Mahasiswa di kampus UIM ini terjadi, maka selayaknya pihak Rektorat mengundurkan diri sebagai pimpinan di Kampus UIM ini,” tegasnya.