Scroll untuk baca artikel
Berita

Ketua DPRD Sumenep: Pelestarian Budaya Adalah Fondasi Pembangunan Berkelanjutan

Avatar
7
×

Ketua DPRD Sumenep: Pelestarian Budaya Adalah Fondasi Pembangunan Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
PROFIL. Potret Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, saat mengikuti sidang paripurna beberapa waktu lalu. (Istimewa for MaduraPost)
PROFIL. Potret Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, saat mengikuti sidang paripurna beberapa waktu lalu. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Gelaran Festival Kreasi Ketupat 2025 yang berlangsung di kawasan wisata Pantai Slopeng, Desa Sema’an, Kecamatan Dasuk, pada Senin (7/4/2025), menjadi ajang penting dalam upaya merawat tradisi dan kearifan lokal.

Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, menyoroti pentingnya menjaga budaya leluhur sebagai bagian dari pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berakar pada identitas masyarakat.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

“Suatu bangsa akan maju apabila warganya memiliki kesadaran untuk mengenal dan mencintai kebudayaannya sendiri. Tradisi merangkai ketupat bukan hanya keterampilan semata, tapi juga sarana menyampaikan nilai-nilai luhur kepada generasi selanjutnya,” tutur Zainal pada MaduraPost, Sabtu (12/4).

Baca Juga :  Fun Run Myze Sumenep Gaet 500 Peserta, Rayakan Ulang Tahun Hotel Sekaligus Dorong UMKM

Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 1.500 orang peserta, yang terdiri dari unsur Forkopimda, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD), hingga masyarakat umum yang turut antusias mengikuti berbagai lomba, seperti menganyam janur dan menyusun ketupat.

Zainal menegaskan, bahwa tradisi Lebaran Ketupat merupakan bagian dari kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dan perlu dijaga eksistensinya. Ia menyebut festival ini sebagai ruang ekspresi budaya yang juga memperkuat ikatan sosial masyarakat.

Baca Juga :  Upaya Pengembangbiakan Sapi Secara Mandiri, Tim DKPP Sumenep Lakukan Penandaan Eartag di Sejumlah Desa

“Festival Kreasi Ketupat mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam merawat tradisi lokal agar tetap hidup di tengah masyarakat,” ungkap Zainal.

Pihaknya menjelaskan, bahwa ketupat mengandung makna simbolik yang mendalam. Salah satunya adalah penggunaan janur kuning yang diyakini mencerminkan harapan akan kehidupan yang damai dan penuh kebaikan.

“Harapannya, tradisi ini dapat terus dilestarikan, menguatkan semangat gotong royong, serta mengantar masyarakat Sumenep menuju kehidupan yang harmonis dan sejahtera,” tutupnya.***

Baca Juga :  TPA di Sumenep Terbakar, Pengelolaan Sampah Tahun Ini Capai 33,32 Ton per Hari