BATU, MaduraPost – Upaya memperkuat ketahanan energi nasional terus dijalankan pemerintah bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan pendekatan ilmiah dan ramah lingkungan.
Salah satu langkah terbarunya dilakukan oleh Kangean Energy Indonesia (KEI) yang tengah menyiapkan survei seismik tiga dimensi (3D) di kawasan Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura.
Langkah ini menjadi fase awal penting dalam upaya memetakan potensi sumber daya energi (SDE) di bawah permukaan laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui survei tersebut, diharapkan diperoleh data geologi yang presisi untuk menjadi dasar pengembangan energi nasional di masa depan.
“Survei seismik ini bukan pengeboran, melainkan proses pemetaan dengan memanfaatkan teknologi akustik. Jadi sifatnya non-invasif dan tidak mengganggu lingkungan laut,” ujar Manager Public Government Affair KEI, Kampoi Naibaho, dalam kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Sinergi dengan Jurnalis dalam Mengawal Ketahanan Energi Nasional di Kota Batu, Selasa (4/11) siang.
Menurut Kampoi, survei dilakukan dengan mengirimkan gelombang suara dari permukaan laut yang kemudian dipantulkan kembali oleh lapisan batuan di bawah dasar laut.
Hasil pantulan itu direkam dan diolah menjadi gambar tiga dimensi yang memperlihatkan struktur geologi secara mendalam.
“Kalau diibaratkan, ini seperti rontgen bumi. Bedanya, yang kami gunakan bukan sinar, tapi gelombang bunyi. Dari pantulan itu bisa terlihat susunan lapisan batuan dan indikasi sumber daya yang tersimpan di bawah permukaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, teknologi yang digunakan kini telah mengalami kemajuan besar dibanding metode konvensional.
KEI memakai perangkat nirkabel (wireless nodes) yang menggantikan sistem kabel panjang atau streamer yang dulu lazim digunakan.
“Dengan teknologi ini, alat kami tidak sampai menyentuh dasar laut dan tidak bersinggungan dengan terumbu karang. Jadi, dampaknya terhadap ekosistem laut sangat kecil. Semua tahapan juga mematuhi standar lingkungan yang berlaku,” tegas Kampoi.
Selain menitikberatkan pada keberlanjutan lingkungan, KEI juga memastikan adanya pelibatan masyarakat lokal dalam proses survei.
Warga di sekitar area operasi akan diikutsertakan sebagai tenaga pendukung, sehingga manfaat kegiatan ini bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Kami ingin masyarakat Kangean ikut menjadi bagian dari kegiatan ini. Karena itu, tenaga kerja lokal akan kami libatkan secara aktif,” tuturnya.
Lebih lanjut, Kampoi menegaskan bahwa dampak positif survei tidak berhenti pada tahap eksplorasi semata.
Data yang dihasilkan akan menjadi dasar bagi pengembangan wilayah melalui dana bagi hasil (DBH) migas serta program pengembangan masyarakat (PPM) yang selama ini digulirkan KEI di bawah pengawasan SKK Migas.
“Selama ini PPM kami berfokus di Pulau Pagerungan sebagai wilayah operasi utama. Nantinya, dengan survei baru ini, kami akan memperluas kegiatan sosial agar masyarakat Kangean juga merasakan manfaatnya,” paparnya.
Untuk memastikan transparansi, KEI berkomitmen berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Forkopimda, hingga tokoh masyarakat dalam setiap tahapan survei. Sosialisasi terbuka juga digelar agar masyarakat memahami maksud dan manfaat kegiatan tersebut.
“Kami membuka ruang dialog seluas-luasnya, baik dengan masyarakat, akademisi, maupun mahasiswa. Prinsip kami adalah keterbukaan dan kolaborasi,” pungkas Kampoi.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost







