GENERASI Alpha, kelompok anak-anak yang lahir antara 2010 hingga 2025, adalah generasi yang tumbuh dalam dunia serba digital dan terhubung. Di Indonesia, generasi ini memegang peranan penting dalam menentukan arah bangsa di masa depan. Namun, apakah kita sebagai masyarakat telah benar-benar siap memberikan dukungan yang mereka butuhkan?
Generasi Alpha bukan hanya pewaris masa depan, tetapi juga pencipta masa depan itu sendiri. Mereka akan menjadi bagian dari masyarakat yang menghadapi era industri 5.0, di mana teknologi seperti kecerdasan buatan, big data, dan energi terbarukan menjadi tulang punggung kehidupan.
Generasi ini dikenal sebagai digital native sejati, yang mahir menggunakan teknologi sejak dini. Dengan akses internet dan perangkat pintar, mereka memiliki potensi untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju. Namun, tanpa arahan yang tepat, potensi ini bisa saja menjadi sia-sia atau bahkan membahayakan.
Meskipun memiliki keunggulan unik, Generasi Alpha di Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Di antaranya Kesenjangan Digital: Di tengah kemajuan teknologi, masih ada banyak daerah di Indonesia yang belum terjangkau internet. Hal ini menciptakan jurang besar dalam akses pendidikan dan peluang.
Kemudian Paparan Konten Negatif: Kemudahan akses teknologi juga membuka peluang paparan terhadap konten yang tidak sesuai usia, seperti kekerasan, berita palsu, dan budaya konsumtif.
Berikutnya Pendidikan yang Tidak Relevan: Sistem pendidikan yang belum sepenuhnya adaptif terhadap kebutuhan masa depan menjadi hambatan besar. Kurikulum sering kali tidak mampu mengakomodasi perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah.
Setelah itu, Tekanan Kompetisi Global: Generasi Alpha akan bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Tanpa dukungan kesehatan mental yang memadai, tekanan ini dapat menjadi beban berat.
Dan terakhir, Krisis Lingkungan: Generasi ini juga akan menghadapi tantangan berat akibat perubahan iklim, polusi, dan degradasi lingkungan.
Untuk memastikan Generasi Alpha mampu menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang, berikut langkah-langkah yang perlu kita ambil. Di antaranya, Memperbaiki Infrastruktur Digital: Pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur digital, terutama di daerah terpencil, agar semua anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap teknologi.
Kemudian Revolusi Pendidikan: Kurikulum perlu disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Pendidikan berbasis teknologi, pengembangan keterampilan kritis, dan pembelajaran kolaboratif harus menjadi prioritas.
Berikutnya Literasi Digital dan Pendidikan Karakter: Selain cerdas secara teknologi, Generasi Alpha juga harus memiliki karakter yang kuat. Literasi digital, etika, dan empati perlu diajarkan sejak dini.
Lalu, Kesadaran Lingkungan: Membiasakan mereka peduli lingkungan, seperti dengan kegiatan daur ulang atau kampanye hijau, akan membangun generasi yang lebih sadar akan keberlanjutan.
Dan terakhir, Dukungan Kesehatan Mental: Tekanan kompetisi dan ekspektasi tinggi memerlukan dukungan kesehatan mental yang kuat. Pendidikan harus mencakup keseimbangan antara akademik dan kehidupan sosial.
Generasi Alpha adalah cerminan masa depan Indonesia. Bagaimana kita mempersiapkan mereka hari ini akan menentukan posisi bangsa ini di panggung dunia.
Jika kita bisa memberikan pendidikan yang relevan, akses teknologi yang merata, dan dukungan penuh, Generasi Alpha dapat menjadi motor penggerak Indonesia yang inklusif, maju, dan berkelanjutan.
Masa depan bukanlah sesuatu yang kita tunggu, tetapi sesuatu yang kita ciptakan bersama. Mari kita wujudkan masa depan Indonesia yang gemilang dengan mempersiapkan Generasi Alpha sebaik mungkin. Karena mereka adalah harapan kita, dan kita adalah tumpuan mereka.***
Penulis adalah Mahasiswa IAIN Madura, Semester 4, Jurusan Manajemen Bisnis Syariah