SUMENEP, MaduraPost – Sejak dilantik pada 2 Februari 2021 lalu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, telah memiliki sebuah momen penting dalam tercatat dalam sejarah. Sabtu, 27 Februari 2022.
Saat itu, Achmad Fauzi dilantik sebagai Bupati Sumenep periode 2021-2024, euforia demokrasi seolah semakin menggema.
Harapan baru itu menyala dan tanpa terasa, pada tanggal 26 Februari 2022 kemarin, kepemimpinannya telah genap 1 tahun.
Telah berbentuk angka yang sempurna sebagai angka 1. Bukan setengah, apalagi seperempat. Namun, bagaimana dengan kebijakan-kebijakan dan terobosan-terobosan politiknya, sudah sesempurna angka 1 itukah ?
Sejatinya, selama 1 tahun memimpin Sumenep, meski harus memimpin dalam situasi tak menentu karena badai Covid-19 serta harus menghadapi berbagai kompleksitas politik yang ada dan konfigurasi politik kepentingan (etis dan juga subjektif) yang cukup beragam, Achmad Fauzi telah memberikan banyak perubahan bagi Sumenep.
Sesuai dengan tagline kepemimpinan politiknya Bupati Fauzi “Bismillah Melayan” di bidang pelayanan. Sejauh ini Bupati Fauzi telah menghadirkan layanan Call Center 112.
Dimana, dengan kehadiran layanan ini, keluhan masyarakat atau kejadian yang sifatnya darurat dengan cepat dapat diketahui dan tertangani oleh petugas berwajib.
Bahkan, Bupati Fauzi bisa langsung memantau perkembangan sebuah persoalan yang sedang ditangani melalui Call Center 112, ini adalah sebuah prestasi yang patut diapresiasi, dengan catatan pelaksanaannya tidak hanya terkesan memenuhi target inovasi.
Selain menghadirkan layanan Call Center 112, sejauh ini Bupati Fauzi juga telah meluncurkan aplikasi HomPIMPA (Healt Indicator Modules with Appropriate Integred Metdods for Proper Access of Health Information), yakni indikator kesehatan dengan metode terintegrasi tepat guna untuk akses memadai informasi kesehatan.
Harapannya, dengan hadirnya aplikasi HomPIMPA ini, data kesehatan masyarakat Sumenep bisa terintegrasi menjadi satu. Sehingga, dapat memudahkan petugas medis dalam penanganan kesehatan.
“Saya kira, dua terobosan itu adalah dua terobosan berharga yang mampu dicetak oleh Ahmad Fauzi. Namun, saya berharap hal ini tidak menjadi dua yang terakhir dari periode kepemimpinannya,” kata Ketua Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Rusidiyono, Sabtu (27/2).
Artinya, kata dia, semoga akan banyak kebijakan-kebijakan inovatif lainnya yang bisa dilakukan Bupati Fauzi, sebab perjalanan masih panjang.
Menurutnya, pasca 1 tahun memimpin Sumenep, masih banyak yang harus dilakukan oleh Bupati Fauzi. Misalkan, seperti reformasi birokrasi. Dalam 1 tahun kepemimpinan Bupati Fauzi, masalah ini nampaknya belum mendapatkan perhatian serius.
Padahal, masalah serius itu sangat penting untuk diperhatikan, sebab, hal itu telah sinkron dengan misi kepemimpinan politik Bupati Fauzi, yakni melayani.
Bagaimana hendak melayani rakyat, jika birokrasinya rumit dan berbelit-belit ?
“Terlepas dari semua itu. Kita yakin, bahwa cepat atau lambat Bupati Fauzi akan melakukan reformasi birokrasi itu. Secara prinsip ia kerap menyatakan bahwa tidak mau orang-orang disekitarnya hanya memiliki kecakapan retorik, tetapi gagal di dalam pelaksanaan,” kata pria yang akrab disapa Yono ini.
Misalnya saja, percakapan Bupati Fauzi di history aplikasi WhatsAppnya. Politisi PDI Perjuangan ini sempat menuliskan tentang perjalanan kehidupan.
“Sesungguhnya dia maha tahu sesuatu, maka tidak selalu yang kita inginkan ada dalam hidup ini, tapi selalu ada tentang yang kita butuhkan. Karena sesungguhnya dia maha tahu siapa yang bisa amanah menjaga titipannya,” tulis Bupati Fauzi, seperti yang dihimpun MaduraPost.
“Maka jangan selalu banyak bertanya tentang semua ini. Di dalam doa ada rahasia indah maka berdoalah selalu, jangan lupa selalu bersyukur, hadapi dengan senyuman,” kata tulisan Bupati Fauzi lebih lanjut dan instastory media sosialnya.
Pada tulisan itu, Yono menangkap satu pesan dari seorang Bupati Sumenep, bahwa Bupati Fauzi sedang memadu energi doa dan ikhtiar untuk menghadirkan sesuatu yang lebih baik, tetapi tidak dalam rangka mendikte Tuhan.
Dalam status WhatsApp lainnya, Bupati Fauzi juga pernah menuliskan beberapa kata bijak menjadi seorang pemimpin yang takwa dalam menjalan perintah agama.
“Banyaknya kata-kata bukanlah bukti dari pikiran yang bijaksana, karena orang bijak hanya berbicara ketika dibutuhkan, dan kata-katanya diukur sesuai kebutuhan. Belajar sabar dalam hidup, jangan lupa sholat malam,” tulis kembali instastory Bupati Fauzi yang lain.
Hal ini juga dipandang cermat oleh Yono. Dimana, Bupati Fauzi dalam masa kepemimpinannya tidak mau dikelilingi orang-orang yang hanya senang adu gagasan tetapi lemah dipelaksanaan.
“Bupati Fauzi tidak mau disanjung dan ditimang yang pada akhirnya justru menjerumuskan, atau kata yang lebih populer yaitu Asal Bapak Senang alias ABS,” ucap Yono.
Menurutnya, Bupati Fauzi hanya menginginkan pasukan yang bisa bekerja guna mewujudkan visi-misi nya. Kata-kata tersebut seperti jurus pamungkas setelah perbaduan doa dan ikhtiar dilakukan.
“Terus melangkah apapun keadaanya,” tulis Bupati Fauzi.
Yono menilai, Bupati Fauzi termasuk sopir yang pasrah tetapi tidak ugal-ugalan. Berani mengambil resiko dengan segala konsekuensinya dan tetap menyadari bahwa keselamatan penumpang berada ditangannya.
“Dengan ini, maka sudah jelas bahwa sebenarnya Bupati Fauzi sudah tahu apa yang harus ia lakukan selama memimpin Sumenep. Termasuk dalam mengelola pemerintahan Sumenep. Semuanya tampak hanya menunggu waktu,” kata dia memaparkan.
Bupati Fauzi, kata Yono, juga sering mengatakan setiap sesuatunya harus dihadapi dengan senyuman dan jangan lupa berdoa. Yono mengatakan, genap 1 tahun kepemimpinan Bupati Fauzi pada Jumat (26/2/2022) kemarin, maka perjuangan harus diakhiri dengan hari yang sama.
“Dimulai pada hari Jumat, maka perjuangan yang telah dilakukan harus diakhiri dengan hari yang Jumat pula, semoga,” pungkasnya.