Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Dinkes P2KB Sumenep Tingkatkan Pendampingan Ibu Hamil KEK di Desa Prenduan dan Karduluk

Avatar
9
×

Dinkes P2KB Sumenep Tingkatkan Pendampingan Ibu Hamil KEK di Desa Prenduan dan Karduluk

Sebarkan artikel ini
KEGIATAN. Suasana kegiatan pendampingan ibu hamil KEK di Balai Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Sumenep. (Istimewa for MaduraPost)
KEGIATAN. Suasana kegiatan pendampingan ibu hamil KEK di Balai Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Sumenep. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, memperkuat komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan bagi ibu hamil, khususnya mereka yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Langkah ini direalisasikan melalui kegiatan monitoring intensif yang dilakukan pada Selasa (8/7/2025).

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Program pendampingan ini difokuskan di dua desa di Kecamatan Pragaan, yakni Desa Prenduan dan Karduluk.

Kegiatan tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk kader kesehatan masyarakat, bidan desa, tenaga promosi kesehatan (promkes), serta Penanggung Jawab Gizi dari Puskesmas Pragaan.

Kepala Dinkes P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, menekankan bahwa pemantauan secara intensif sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi selama kehamilan akibat KEK.

Ia menyampaikan bahwa upaya ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah daerah dalam menjamin kesehatan ibu hamil sejak awal masa kehamilan.

Baca Juga :  Wadah Musikalitas Untuk Pelajar dan Anak Muda, Bupati Sumenep Ingin Saring Talenta Berbakat

“Kita harus hadir sejak dini untuk memastikan intervensi gizi dan pendampingan bisa berjalan efektif,” ujarnya saat meninjau kegiatan di lapangan, Selasa (8/7).

Tim dari Bidang Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat turut aktif melakukan pendampingan langsung, termasuk dalam proses pengumpulan data serta evaluasi status gizi ibu hamil yang menjadi sasaran program.

Dalam pelaksanaan kegiatan, tim lapangan bekerja sama dengan kader pendamping ibu hamil KEK untuk mendeteksi potensi risiko sejak awal. Para kader ini menjadi ujung tombak yang menghubungkan tenaga kesehatan dengan masyarakat.

“Peran kader tidak hanya teknis, mereka juga menjadi penghubung antara ibu hamil dan tenaga kesehatan di fasilitas layanan,” terang Ellya.

Baca Juga :  Mobil Dinas Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Dikritik Pendukung Berbakti

Dinkes P2KB Sumenep juga mendorong agar pendekatan pendampingan seperti ini dapat ditiru di kecamatan dan desa lainnya.

Ellya menilai, bahwa keterlibatan lingkungan sekitar sangat berpengaruh dalam keberhasilan penanganan kasus KEK.

Ia menegaskan, bahwa pihaknya berkomitmen mendukung peran kader dan petugas promkes melalui pelatihan dan supervisi secara berkala, guna memastikan program berjalan berkesinambungan dan berdampak nyata.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari para bidan desa yang terlibat. Mereka berharap, selain pendampingan berkelanjutan, juga ada perencanaan yang lebih matang dalam penyediaan suplemen gizi untuk ibu hamil yang mengalami KEK, terutama di wilayah yang rawan gizi.

Koordinator Promosi Kesehatan Puskesmas Pragaan menyebutkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari strategi pencegahan stunting berbasis komunitas, sebagaimana yang dicanangkan dalam program-program nasional maupun daerah.

Baca Juga :  Warga Enggan Datang Ke Faskes Akibat Takut Divonis Covid-19, Berikut Penjelasan Kepala Puskesmas Pasean

Selain untuk memberikan pendampingan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk memverifikasi ulang data ibu hamil KEK yang tercatat dalam laporan bulanan puskesmas.

Evaluasi terhadap hasil intervensi juga dilakukan guna mengetahui efektivitas pendekatan yang telah diterapkan.

Upaya promosi kesehatan turut digencarkan kepada masyarakat, dengan harapan anggota keluarga dan lingkungan sekitar dapat berperan aktif dalam mendukung kebutuhan gizi serta kesehatan mental ibu selama kehamilan.

Dinkes P2KB Sumenep berharap, kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, seperti pemerintah desa, kader posyandu, dan warga, bisa memperkuat upaya menurunkan angka KEK di Sumenep.

“Semoga program seperti ini dapat mendorong kolaborasi lintas sektor di tingkat desa demi peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi,” tandasnya.***