Scroll untuk baca artikel
Olahraga

Dari Balik Meja, BNI Sumenep Sulap Nasabah Terjebak Utang Miliaran Rupiah

Avatar
25
×

Dari Balik Meja, BNI Sumenep Sulap Nasabah Terjebak Utang Miliaran Rupiah

Sebarkan artikel ini
PELAYANAN. Potret suasana Kantor BNI Sumenep yang berlokasi di Jalan Trunojoyo Nomor 61, Labangseng, Desa Kolor, Kecamatan Kota. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dugaan manipulasi kredit di Kantor Cabang Pembantu (KCP) BNI Sumenep Madura, Jawa Timur, memicu kehebohan setelah seorang nasabah mengaku menjadi korban skandal tersebut.

Meskipun demikian, para petinggi bank memilih bungkam terkait isu ini.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Seorang nasabah yang identitasnya dirahasiakan mengungkapkan bahwa ia dipaksa menjual aset pribadinya untuk melunasi kredit yang tidak pernah ia gunakan.

“Ini yang bikin bingung, BNI kok nyuruh saya jual tanah, sementara harga tanah jikapun dijual masih kurang untuk melunasi angsuran tersebut,” ujar pada MaduraPost, Jumat (19/7).

Korban menceritakan bahwa pada tahun 2014, ia diminta oleh seorang pejabat di Sumenep untuk mengajukan pinjaman sebesar Rp1,5 miliar di BNI.

Baca Juga :  Bangkalan Mengguncang Surabaya, PGRI Raih Juara 2 di Ajang Bergengsi PORSENIJAR Jawa Timur

Namun, uang yang diberikan kepadanya hanya Rp1 miliar, yang kemudian diserahkan kepada istri pejabat tersebut bersama dengan sejumlah dokumen bank.

“Saya diperintah pejabat itu untuk pinjam uang sebesar Rp1,5 miliar bersama sopirnya. Tapi saya diminta untuk mengambil Rp1 miliar saja, ya kita terima segitu, dan uang tersebut saya berikan kepada istri si pejabat, berikut sejumlah surat dan buku tabungan BNI,” jelasnya memaparkan.

Beberapa tahun kemudian, korban didatangi pihak BNI Wilayah Jawa Timur yang menanyakan tentang pinjaman tersebut.

Baca Juga :  Dorong Ekonomi Tumbuh, Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep Sarankan Ini Pada Pelaku Usaha

Bahkan, debt collector BNI Cabang Sumenep sempat mendatangi rumahnya.

“Bukan saya yang menggunakan uang pinjaman itu, melainkan pejabat ini. Pejabat ini adalah saudara saya sendiri. Ceritanya, saya bekerja di perusahaan milik saudara saya ini. Dan, saudara saya yang pejabat ini meminjam nama saya untuk syarat mengambil uang kredit makro di BNI Cabang Sumenep,” paparnya.

Sementara itu, Manajer KCP BNI Sumenep, Elliyus, menolak memberikan konfirmasi saat dihubungi wartawan.

“Kami di sini cabang pembantu, kami konfirmasikan dulu ke cabang,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Baca Juga :  Makayasa Dapat Dukungan Bupati Sumenep, Target Serap 500 Tenaga Kerja dan Dorong IPM Lewat Industri Kretek

Pimpinan BNI Cabang Pamekasan, Eri Prihartono, juga menolak memberikan komentar dan tidak merespons panggilan telepon dari pewarta.

Keengganan para petinggi bank untuk memberikan keterangan ini menimbulkan kecurigaan publik terhadap kemungkinan adanya praktik tidak etis di balik layar.

Kasus kongkalikong di BNI Sumenep semakin mencuat dengan adanya dugaan manipulasi kredit yang melibatkan oknum di dalam bank.

Nasabah yang tidak bersalah kini terjebak dalam masalah utang yang berkepanjangan, sementara petinggi bank memilih untuk bungkam.***