SUMENEP, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus berupaya melakukan berbagai langkah guna menekan angka perkawinan anak, salah satunya bekerja sama dengan USAID ERAT. Jumat, 11 Agustus 2023.
Program ini melakukan pengembangan desa model untuk pencegahan dan penanganan perkawinan anak (sadel cepak).
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep, Agus Mulyono mengatakan, angka perkawinan anak masih tinggi.
Hal itu sesuai data dispensasi pernikahan setiap tahun, yakni 2020 mencapai 292, 2021 mencapai 335 dan 2022 sebanyak 315.
“Dari 330 desa di Kabupaten Sumenep sebanyak 49 desa yang tersebar di 27 kecamatan, memiliki angka kasus dispensasi tinggi dibandingkan desa lainnya,” kata Agus mengungkapkan, Jumat (11/8).
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi menerangkan, elemen masyarakat harus mendukung pencegahan perkawinan anak.
Menurutnya, perkawinan anak itu menimbulkan permasalahan, baik kepada mereka sendiri atau keluarganya dan daerah, seperti angka perceraian yang tinggi, risiko tengkes, angka kematian ibu dan bayi, dan kesehatan reproduksi.
“Perkawinan anak merupakan ancaman terpenuhinya hak-hak dasar anak, tidak hanya dampak secara fisik dan psikis, namun juga memperparah angka kemiskinan, tengkes (stunting), kekerasan terhadap anak, putus sekolah, hingga isu kesejahteraan sosial lainnya,” kata Bupati Fauzi.
Untuk diketahui, inovasi Sadel Cepak dilaksanakan di tiga Desa, yakni Pamolokan, Karduluk dan Dasuk Laok.
Pihaknya menegaskan, kepala desa lainnya diharapkan dapat mengadopsi inovasi itu untuk dikembangkan di desanya masing-masing, khususnya yang angka perkawinan anak masih tinggi.
“Kepala desa sebagai garda terdepan pencegahan pernikahan anak, agar lebih ketat memberikan izin rekomendasi pengajuan dispensasi bagi warganya. Yang jelas pencegahannya memerlukan upaya kolaboratif antara pemerintah dengan seluruh komponen untuk menurunkan angka perkawinan anak,” papar Bupati Fauzi.
Sebelumnya, penandatanganan dukungan seluruh komponen masyarakat, untuk menuju Kabupaten Sumenep nol persen perkawinan anak, digelar Forkopimda dan organisasi keagamaan serta masyarakat.
“Kegiatan ini, merupakan wujud perhatian pemerintah daerah bersama komponen masyarakat, dalam upaya menurunkan angka perkawinan usia anak di Kabupaten Sumenep,” jelas Bupati Fauzi.***






