Scroll untuk baca artikel
Daerah

DBH Cukai Tembakau Sumenep Terjun Bebas, Pemkab Tak Berdaya Menunggu Komando Pusat

Avatar
65
×

DBH Cukai Tembakau Sumenep Terjun Bebas, Pemkab Tak Berdaya Menunggu Komando Pusat

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI. Tumpukan uang rupiah berdampingan dengan petani tembakau yang tengah berada di tengah tanaman hijau, menggambarkan alur distribusi dana cukai dari pemerintah pusat hingga ke daerah penghasil. (Istimewa for MaduraPost)
ILUSTRASI. Tumpukan uang rupiah berdampingan dengan petani tembakau yang tengah berada di tengah tanaman hijau, menggambarkan alur distribusi dana cukai dari pemerintah pusat hingga ke daerah penghasil. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) untuk Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada 2026 dipastikan anjlok tajam.

Pemangkasan ini jauh lebih dalam dibandingkan nominal yang diterima tahun berjalan, dan disebut sebagai buntut langsung dari kebijakan pemerintah pusat.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setkab Sumenep, Dadang Dedy Iskandar mengungkapkan, bahwa pemerintah daerah sempat menikmati pagu DBHCHT sebesar Rp 62 miliar pada 2025. Namun, angka itu amblas menjadi sekitar Rp 33,1 miliar di tahun berikutnya.

Baca Juga :  Disperkimhub Sumenep Respon Begini Soal Jual Beli Kamar Milik ABK Kepada Penumpang

“Penurunannya kurang lebih 50 persen,” ujar Dadang belum lama ini, Rabu (9/12).

Ia menekankan, bahwa koreksi besar pada pagu tersebut bukan akibat buruknya kinerja serapan atau pelaksanaan program di Sumenep tahun ini.

“Ini kebijakan pusat, tidak ada kaitannya dengan itu,” tegasnya.

Dadang juga menuturkan, bahwa pemangkasan ini bukan persoalan yang hanya menimpa Sumenep. Hampir semua kabupaten/kota di seluruh Indonesia mengalami nasib serupa.

Baca Juga :  BREAKING NEWS: Si Jago Merah Lahap Habis Pom Mini Milik Warga di Modung

“Penurunan pagu ini bersifat nasional dan tidak hanya terjadi di Sumenep,” jelasnya.

Saat ini, Bagian Perekonomian dan SDA Sumenep masih menunggu arahan dan asistensi resmi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pendampingan itu dibutuhkan untuk memastikan pengelolaan DBHCHT 2026 tetap sesuai aturan, sekaligus menentukan alur teknis belanja daerah tahun depan.

Menurut Dadang, asistensi tersebut akan memberi gambaran detail mengenai mekanisme alokasi yang akan diberlakukan.

Baca Juga :  PLN Sumenep Diduga Rugikan Warga Soal Pelayanan Pemasangan kWh Meter

Meski pagu anjlok, ia memperkirakan fokus penggunaan DBHCHT tidak bakal berubah signifikan.

“Kemungkinan tetap sama, yaitu di bidang kesejahteraan masyarakat, penegakan hukum, dan kesehatan. Itu mungkin akan tetap menjadi prioritas utama,” tandasnya.***