SUMENEP, MaduraPost – Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Sumenep, Mustangin, memilih tidak memberikan pernyataan apa pun terkait viralnya rekaman suara istri Kepala Desa Galis, Kecamatan Giligenting, Madura, Jawa Timur, yang diduga berisi arahan pengondisian pencairan bantuan sosial.
Sikap serupa juga ditunjukkan Kepala Desa Galis, Akhmad Syafri Wiarda. Hingga Senin (24/11/2025), ia tidak merespons panggilan telepon maupun pesan singkat dari wartawan terkait polemik tersebut.
Rekaman suara berdurasi lebih dari dua menit itu beredar luas di sejumlah grup WhatsApp warga. Dalam rekaman, terdengar suara perempuan yang meminta penerima bantuan menarik dana mereka melalui agen tertentu yang ia tunjuk.
Suara tersebut juga menyebut bisa mencoret nama penerima dari daftar jika arahan itu tidak diikuti. Pernyataan bernada ancaman itu membuat warga gelisah.
“Kami takut kalau tidak ikut arahan, nanti tiba-tiba nama kami dihapus,” kata seorang warga yang enggan disebut namanya, Senin (24/11).
Perempuan dalam rekaman disebut warga berinisial F. Namun, keterkaitan resminya dengan struktur pemerintahan Desa Galis belum dapat dipastikan. F disebut telah dihubungi sejumlah wartawan sejak rekaman itu ramai dibicarakan.
Dalam percakapan telepon pada Sabtu (8/11/2025), seorang perempuan yang diyakini sebagai F sempat menjawab singkat.
“Halo, iya benar,” ucap F.
Tak lama kemudian, suara seorang anak mengambil alih dan menyatakan bahwa ibunya tidak ada. Sejak saat itu, F tak lagi memberikan respons.
Hingga berita ini ditayangkan, tidak ada keterangan resmi dari Dinsos P3A Sumenep maupun Pemerintah Desa Galis.
Diamnya dua pihak yang disebut paling berkaitan membuat warga semakin khawatir mengenai kejelasan prosedur pencairan bansos dan dugaan pengondisian penerima manfaat.***






