Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Sumenep Dorong Lompatan Pendidikan Lewat Pelatihan Deep Learning

Avatar
13
×

Sumenep Dorong Lompatan Pendidikan Lewat Pelatihan Deep Learning

Sebarkan artikel ini
KEGIATAN. Para pejabat Dinas Pendidikan Sumenep saat membuka pelatihan “Pembelajaran Mendalam” bagi kepala sekolah, Senin (28/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)
KEGIATAN. Para pejabat Dinas Pendidikan Sumenep saat membuka pelatihan “Pembelajaran Mendalam” bagi kepala sekolah, Senin (28/7/2025). (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kini tengah melangkah ke arah transformasi pendidikan yang signifikan.

Guna menjawab tantangan abad 21, Dinas Pendidikan setempat menggelar program Pelatihan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk para guru dan kepala sekolah dari seluruh penjuru wilayah.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Pelatihan yang digelar selama hampir satu minggu ini dianggap sebagai tonggak awal perubahan pola pembelajaran di tingkat daerah.

Fokusnya adalah menciptakan proses belajar yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga memperhatikan aspek emosional, kesadaran dalam pembelajaran, serta pengalaman yang menyenangkan bagi peserta didik.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Akhmad Fairusi, yang mewakili Kepala Disdik, Agus Dwi Saputra.

Baca Juga :  Dapat Anggaran DBHCHT Tahun 2021, RSUDMA Sumenep Tambah Berbagai Sarana dan Prasarana Kesehatan

Dalam sambutannya, Fairusi menyampaikan bahwa sistem pengajaran konvensional sudah tak lagi relevan dengan kebutuhan zaman.

“Peran guru saat ini telah berkembang. Mereka bukan hanya pengajar, melainkan juga fasilitator, mentor, bahkan inspirator. Maka pendekatan satu arah tidak lagi memadai,” ujar Fairusi di hadapan ratusan peserta pelatihan, Senin (28/7).

Ia menjelaskan, terdapat tiga fondasi utama dalam konsep Deep Learning yang menjadi dasar dalam transformasi pendidikan Sumenep:

1. Mindful Learning – pembelajaran yang dilandasi kesadaran penuh dan pemahaman holistik terhadap kebutuhan peserta didik.

2. Meaningful Learning – pembelajaran yang mampu mengaitkan materi dengan realitas kehidupan siswa sehari-hari.

3. Joyful Learning – menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggugah rasa ingin tahu, serta mendorong eksplorasi aktif.

Baca Juga :  Anggota DPR RI Fraksi PAN Tertidur di Emperan Rumah Warga Saat Kunjungan Kerja

Fairusi menegaskan, bahwa Deep Learning bukan sekadar pendekatan baru dalam metode pembelajaran, melainkan sebuah kerangka filosofis yang berorientasi pada pembentukan generasi pembelajar sepanjang hayat yang mampu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan siap menghadapi dinamika zaman.

Lebih dari sekadar diskusi teori, pelatihan ini mendorong para peserta untuk membangun laboratorium gagasan di lingkungan sekolah masing-masing.

Tujuannya, agar ruang kelas menjadi tempat eksperimen pendidikan yang membebaskan cara berpikir dan menstimulasi kreativitas siswa.

“Kami berharap setiap ruang belajar menjadi pusat inovasi. Sekolah bukan lagi tempat menjejalkan materi, tapi menjadi taman tumbuhnya logika, karakter, dan keberanian berekspresi,” terang Fairusi penuh keyakinan.

Dinas Pendidikan Sumenep pun memastikan bahwa pelatihan ini bukan kegiatan seremonial belaka.

Melalui Bidang GTK, mereka akan terus memberikan pendampingan dan mengembangkan program-program pelatihan lanjutan sebagai bagian dari investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas SDM di Sumenep.

Baca Juga :  Antisipasi Kerumunan Massa Jelang Tahun Baru, Polsek Palengaan Lakukan Pengamanan di Sejumlah Lokasi

Respons peserta pun sangat positif. Banyak guru merasa bahwa pendekatan Deep Learning ini mampu menjadi solusi atas kebuntuan yang mereka alami selama ini dalam mengelola pembelajaran, terutama di era digital yang cepat berubah.

Beberapa kepala sekolah bahkan menyatakan komitmennya untuk menjadikan institusi mereka sebagai percontohan penerapan Deep Learning secara komprehensif.

Dengan pelatihan ini, publik Sumenep menaruh harapan baru: lahirnya kultur belajar yang lebih segar, humanis, dan relevan dengan perkembangan zaman.

“Sumenep tidak boleh tertinggal. Kita harus menyongsong masa depan dengan sistem pendidikan yang kontekstual dan berorientasi pada kemanusiaan,” tegas Fairusi.***