SAMPANG, MaduraPost – Sejumlah atlet Kabupaten Sampang yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 terpaksa tinggal di penginapan yang dinilai tak layak. Padahal, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sampang mendapat suntikan dana hibah sebesar Rp1,75 miliar dari pemerintah daerah.
Kondisi ini menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk para pemerhati olahraga di Sampang. Mereka mempertanyakan transparansi dan efektivitas penggunaan dana hibah tersebut, yang semestinya menopang kebutuhan atlet, termasuk soal akomodasi selama bertanding di Malang Raya.
Seorang pemerhati olahraga yang enggan disebut namanya menyebutkan, kondisi penginapan yang disediakan KONI Sampang untuk cabang olahraga tenis lapangan (Pelti) sangat tidak layak. Penginapan tersebut hanya menyediakan satu rumah dengan tiga kasur tipis dan satu kamar mandi untuk seluruh atlet.
“Tempatnya tidak manusiawi. Jaraknya juga jauh dari lokasi pertandingan,” ujar sumber tersebut yang diterima media ini Sabtu (28/6/2025).
Ia menambahkan, pihak Pelti akhirnya memutuskan memindahkan para atlet ke tempat yang lebih layak dengan dana pribadi.
Situasi serupa juga dialami cabang olahraga lain. Pengurus Perbakin, misalnya, dikabarkan juga memindahkan atlet mereka ke penginapan yang lebih baik.
“Kalau dibandingkan dengan daerah lain, Sampang ini benar-benar tertinggal dalam memfasilitasi atlet,” lanjut sumber tersebut.
KONI Sampang, menurut data dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang, mendapatkan dana hibah sebesar Rp1,75 miliar pada tahun 2025. Dana itu diperuntukkan bagi berbagai agenda olahraga, termasuk Kejurprov, Kejurda, dan Porprov Jatim.
Namun, ketika dimintai penjelasan terkait rincian penggunaan anggaran untuk Porprov, Kepala Disporabudpar Sampang, Marnilem, mengaku tak mengetahui detailnya.
“Saya tidak tahu pasti untuk Porprov berapa. Yang lebih tahu itu pihak KONI,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Ketua KONI Sampang, Abdul Wasik, belum memberikan jawaban komprehensif saat dikonfirmasi. Ia hanya menyampaikan bahwa dirinya masih fokus pada pemenangan atlet di ajang Porprov.
“Saya dan tim masih fokus pemenangan atlet. Maaf,” tulisnya melalui pesan singkat.
Minimnya transparansi penggunaan dana dan buruknya fasilitas yang diterima atlet menjadi ironi di tengah semangat membangun prestasi olahraga daerah. Ketika para atlet dituntut membawa nama baik Sampang di pentas provinsi, mereka justru harus bertanding dengan kondisi yang jauh dari layak.






