PAMEKASAN, MaduraPost – Setiap tahun, jutaan umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha, sebuah perayaan yang dipenuhi makna mendalam tentang pengorbanan, keikhlasan, dan kepatuhan kepada Allah.
Perayaan ini mengenang kisah legendaris dari Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Nabi Ismail (Ishmael), yang telah menjadi simbol kepatuhan dan keimanan yang luar biasa.
Awal Mula Perintah
Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim, seorang nabi yang sangat taat kepada Allah, menerima perintah melalui mimpinya.
Dalam mimpi tersebut, Allah memerintahkannya untuk mengorbankan putra tercintanya, Ismail.
Ini bukan perintah yang mudah diterima oleh hati seorang ayah. Namun, Nabi Ibrahim tahu bahwa mimpi ini bukanlah sekadar bunga tidur, melainkan sebuah perintah ilahi yang harus dipatuhi.
Ketaatan Nabi Ismail
Sikap Nabi Ismail dalam menghadapi perintah ini sungguh luar biasa. Ketika Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah kepadanya, Ismail, yang saat itu masih remaja, dengan penuh keikhlasan dan ketenangan berkata.
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102).
Jawaban ini mencerminkan keimanan dan ketaatan yang mendalam dari seorang anak terhadap perintah Allah.
Mukjizat Penggantian Kurban
Saat tiba waktunya untuk melaksanakan perintah tersebut, Nabi Ibrahim membawa Ismail ke sebuah tempat. Dengan hati yang penuh dengan kepasrahan, Nabi Ibrahim bersiap untuk menyembelih putranya.
Namun, pada saat-saat terakhir, Allah menunjukkan kasih sayang-Nya dengan menggantikan Ismail dengan seekor domba.
Sebuah suara memanggil Nabi Ibrahim, menyampaikan bahwa ia telah memenuhi perintah Allah dengan sepenuh hati, dan sebagai gantinya, Allah menerima pengorbanannya dan mengganti Ismail dengan hewan kurban.
Makna dan Hikmah Idul Adha
Kisah ini bukan sekadar cerita tentang pengorbanan, tetapi juga tentang keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah.
Idul Adha mengajarkan kita bahwa pengorbanan yang sesungguhnya bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga tentang keikhlasan untuk menjalankan perintah Allah, apa pun bentuknya.
Setiap hewan yang disembelih pada hari raya ini adalah simbol dari pengorbanan dan ketaatan yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Daging hewan kurban dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan mereka yang membutuhkan, mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial yang menjadi inti dari ajaran Islam.
Kesimpulan
Idul Adha bukan hanya perayaan keagamaan, tetapi juga sebuah momen refleksi tentang arti dari pengorbanan, keikhlasan, dan kepatuhan.
Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengingatkan kita untuk selalu berusaha ikhlas dalam setiap tindakan kita, siap untuk berkorban demi kebaikan yang lebih besar, dan selalu patuh kepada perintah Allah.
Semoga semangat Idul Adha ini menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik, penuh dengan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.***






