Scroll untuk baca artikel
Berita

Tim Inovasi Provinsi Jatim Gelar Refleksi Daerah, Disdik Sumenep Optimis Peningkatan Mutu Pendidikan Akan Berkembang

Avatar
5
×

Tim Inovasi Provinsi Jatim Gelar Refleksi Daerah, Disdik Sumenep Optimis Peningkatan Mutu Pendidikan Akan Berkembang

Sebarkan artikel ini
ACARA. Potret acara refleksi daerah bersama Tim Inovasi Provinsi Jawa Timur berlangsung lancar di Kedai HK. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Sebagai bentuk inisiatif peningkatan mutu pendidikan dasar yang berkelanjutan bersama instansi terkait di Kabupaten Sumenep, Madura, Tim Inovasi Provinsi Jawa Timur melakukan refleksi daerah. Rabu, 26 Juli 2023.

Mereka diantaranya Dinas Pendidikan, Bappeda serta Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan Kemenag. Acara tersebut berlangsung di Kedai HK.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Hadir dalam kegiatan tersebut, District Education Quality Improve Inovasi Jawa Timur, Cahyadi Widi Cahyono, dan Triana Damayanti, Merl Officer Inovasi Jawa Timur.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, beserta sejumlah Kepala Bidang dan stafnya serta pengawas dan guru yang juga Tim Inovasi Kabupaten Sumenep.

Kemudian, Plt. Kepala Bappeda, Yayak Nurwahyudi, dan perwakilan dari Kemenag setempat.

East Java Inovasi Provincial Manager, M. Adri Budi mengungkapkan, kegiatan tersebut memiliki sejumlah tujuan.

Pertama, klarifikasi hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) dari Inovasi pusat yang disampaikan untuk kembali dikomunikasikan apa sudah benar.

Kedua, untuk peta atau gambaran munculnya desain dalam peningkatan kualitas dengan inovatif.

“Bisa dilihat dari hasil wawancara mendalam seiring dengan peta yang ada sumber daya manusianya di Kabupaten Sumenep dengan kegiatan yang sudah dilakukan,” kata M. Adri Budi dalam keterangannya, Rabu (26/7).

Pihaknya menjelaskan, jika yang dilakukan dengan pendekatan otoritas, penerimaan, kemampuan (3A), meliputi otoritas.

Yakni kebijakan strategis, penganggaran, Monev yang tersistem, koordinasi internal dan eksternal serta kebijakan inklusif.

Baca Juga :  8 Orang Berebut Tiket Cabup dari Partai Demokrat Sumenep

Sedangkan terkait penerimaan, yakni pemahaman arti pentingnya untuk perubahan literasi dan numerasi.

Pemahaman dan urgensi Kurikulum Merdeka (KM), Komitmen dan dukungan kepemimpinan aktor pembaharu.

Kemudian kemampuan yakni, SDM berkualitas, keyakinan diri, kemampuan adaptasi sesuai kebutuhan lokal, serta pengembangan kapasitas aktor.

Pihaknya juga menjelaskan soal resume otoritas. Pertama, dukungan pemerintah kabupaten dan aktor kunci dalam menggunakan wewenang dan mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan mulai berkembang.

Kedua, peran pihak luar dinas pendidikan, khususnya pemerintah pusat, masih menjadi pendorong, pengambilan keputusan di tingkat kabupaten Kurikulum Darurat (3 SD), Kurikulum Merdeka (97 SD) dan kurikulum campuran (546).

Ketiga, kebijakan daerah perlu dilaksanakan secara optimal di seluruh wilayah kabupaten.

Hal itu mengacu pada Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Gerakan Literasi Satuan Pendidikan.

“Sudah terimplementasi dan tersistematis di Kecamatan Saronggi, Dungkek, Nunggunong dan Gayam di 101 SD dari 645 (15,6%), karena menggunakan sistem In-On dan literasi dini Bunda PAUD (60 TK dari 517 TK (11,6%),” kata dia menerangkan.

Menurutnya, Disdik Sumenep perlu memprioritaskan program literasi dan numerasi.

Kemudian, pihaknya juga menjelaskan soal resume penerimaan.

Pertama, penerimaan pemerintah kabupaten dan sekolah terhadap inisiatif yang ada mulai berkembang.

Kedua, pemahaman Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) sudah terlihat, meskipun masih lebih banyak dipengaruhi kebijakan pusat.

Ketiga, pengawas berperan mewajibkan sekolah untuk mendaftar KM sebagai indikator keberhasilan pendaftar IKM.

Baca Juga :  Tilep Gaji Perangkat Desa, Mantan Kades Dlambah Daja Bangkalan Jadi Tersangka

”Seratus persen jumlah sekolah dasar sudah mendaftar KM pilihan, mulai sekolah penggerak, mandiri berbagi, mandiri berubah dan mandiri belajar,” jelasnya.

Tidak hanya itu saja, Komunitas Belajar (Kombel) ternyata juga memiliki potensi keberlanjutan yang besar (dengan inisiatif dan mekanisme pembiayaan mandiri).

Seperti halnya memiliki aset berupa, Fasda Gisi Balistung (20), Fasda IKM (78), Narasumber Berbagai Praktik Baik (40), Guru Penggerak (119), Fasda Monitoring dan Evaluasi (Monev) (5) Program Sekolah Penggerak (73 SD).

Lalu CO Kapten PSP (1), Kombel (160), Calon Guru Penggerak (72) serta yang berpotensi untuk mendukung implementasi dan keberlanjutan program.

Terakhir yaitu Resum Kemampuan yang meliputi sumber daya manusia dan kemampuan teknis yang dimiliki dalam kabupaten cenderung mulai berkembang.

Selain itu, ada Fasda Gerakan Inovasi Baca Tulis dan Hitung (Gisi Balistung) kabupaten dan kecamatan, serta guru yang telah mendapatkan pelatihan dari dinas pendidikan memiliki kemampuan, untuk melaksanakan program literasi dan numerasi.

Di mana, Fasda IKM memiliki kemampuan melaksanakan program kurikulum merdeka.

“Pembentukan Tim Monev IKM dan pengalokasian anggarannya dilakukan, karena adanya kebijakan nasional terkait KM dan fasilitas BBGP-BBPMP-Inovasi,” katanya.

Namun, sambungnya, peningkatan kapasitas staf untuk pengolahan data belum menjadi prioritas.

Sebab, belum ada kesadaran pentingnya penggunaan hasil Monev sebagai bahan refleksi kegiatan yang dijalankan.

Sementara itu. Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyampaikan terima kasih terhadap Inovasi yang menginisiasi kegiatan refleksi ini, untuk mencari solusi terbaik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Sumenep.

Baca Juga :  Pemulihan dan Peningkatan PAD Sumenep, BPHTB Diklaim Lebih Mendorong

Menurutnya, inovasi yang sudah dimulai sejak tahun 2018 hingga 2023 telah banyak memberikan dukungan terhadap peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Sumenep.

“Selama lima tahun ini sudah banyak pendampingan yang dilakukan Tim Inovasi di Sumenep, dan semoga hasilnya melalui forum ini dapat dimanfaatkan bersama,” ujar Agus.

Agus mengakui, jika dari kegiatan ini akan mendapatkan rekomendasi dari apa yang akan dilakukan ke depan. Diharapkan, bisa lebih bagus dari sebelumnya.

”Pastinya dalam lima tahun ini sudah banyak yang sudah dilakukan, meskipun sempat banyak kendala karena Covid-19, namun tetap ada hikmahnya tetap bisa dilaksanakan terbatas dengan daring,” tutur Agus.

“Ke depan mudah-mudahan ada anggaran yang datang dari pusat untuk peningkatan pendidikan di Kabupaten Sumenep,” harap Agus lebih lanjut.

Pihaknya mengaku sangat bersyukur, sebab kekompakan terus bisa terjalin lebih baik lagi bersama semua pihak.

“Pengampu pendidikan tidak hanya ada pada Dinas Pendidikan saja, namun juga ada Kemenag dan Cabang Dinas Pendidikan di Kabupaten Sumenep,” katanya.

“Kami sangat memerlukan masukan yang terbaik bagi kabupaten Sumenep yang wilayahnya luas, tentunya dengan hadirnya Inovasi dalam lima tahun sangat membantu kita. Bahkan, di tahun 2021 sudah menghasilkan Perbup dan implementasinya masih belum dilakukan, namun ke depan berharap bisa diwujudkan,” timpalnya.***