Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Dalam Penertiban PKL, Satpol-PP Pamekasan Terkesan Arogan, Pedagang Hingga Histeris

8
×

Dalam Penertiban PKL, Satpol-PP Pamekasan Terkesan Arogan, Pedagang Hingga Histeris

Sebarkan artikel ini

PAMEKASAN, MaduraPost – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur terkesan tebang pilih dan arogan dalam melakukan penertiban terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) atau penjual diatas trotoar. Atas tindakan tersebut menuai protes dari sebagian pedagang dan masyarakat, Selasa (2/3/2021)

Hal itu terbukti dengan adanya tangisan histeris Ibu Aisyah yang merupakan penjual kasur di salah satu titik trotoar di sekitar Pasar Sore atau di Jl. Diponegoro yang pada saat itu jualannya diangkut paksa oleh Satpol-PP.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Sambil sempoyongan dan menangis histeris, di depan Kantor Satpol-PP, penjual kasur tersebut mengatakan, kalau dirinya tidak bisa berdiri dan tubuhnya terasa sakit semua karena mendapat perlakuan kasar dari anggota Satpol-PP pada saat jualannya itu dinaikkan ke mobilnya (Satpol-PP).

Baca Juga :  Pemdes Rekkerrek Menyisir Warga Miskin Untuk Menerima BLT Dana Desa

“Bengkak semua ini pak badan saya karena dipegang pak, padahal saya sudah minta maaf, dan saya lebih baik mati kalau barang saya itu tidak dikembalikan, karena itu modalnya orang,” teriak Ibu Aisyah sambil menangis histeris.

Kemudian, sesampainya di salah satu ruang tamu Kantor Satpol-PP, sambil menangis Ibu Aisyah memperlihatkan kedua lengannya yang bengkak serta mengaku kalau bahunya yang sebelah kanan terasa sangat sakit dan mengatakan kalau dirinya dipegang seperti kayu.

“Jualan saya itu, saya hanya menjualkan punya orang pak, dan kalau sudah ada yang terjual saya nyetor,” ngakunya sambil menangis.

Baca Juga :  Warga Pamekasan Heboh Temukan Mayat Busuk di Rumah Kosong

Selain itu, Farida yang gerobaknya juga ditertibkan atau diangkutnya, di depan Kantor Satpol-PP mengatakan, kalau Satpol-PP itu sudah bertindak diluar prosedural dan aturan.

“Masak gerobak-gerobak saya itu tiba-tiba diambil tanpa surat pemberitahuan kepada saya terlebih dahulu, dan lagian gerobak-gerobak saya itu diangkut ketika saya tidak ada,” pungkasnya.

Sementara itu, di soal kenapa ibu-ibu itu sampai menangis dan mengaku seperti itu, kepada beberapa Awak Media dan anggota LSM, Moh. Dali berdalih, dirinya sedikit kasar terhadap ibu tersebut, karena ibu tersebut menggigitnya dan mengambil batu mau dilempar pada dirinya.

“Kami sudah memberitahu ibu itu sudah mulai kemaren, tapi ibu itu tepat tidak menghiraukan imbauan kami, makanya barang itu saya angkut,” dalihnya.

Baca Juga :  Warga Tarogan Peringati HUT RI ke- 75 dengan Rokat Kampung

Disoal kenapa kok sepertinya pihak Satpol-PP tebang pilih dalam melakukan penertiban, karena jelas ada beberapa toko besar yang jualannya dijejer di atas trotoar trus barang juga tidak diangkutnya, Moh. Dali mengatakan, nanti juga akan dilakukan penertiban.

“Nanti juga akan kami lakukan penertiban mas,” jawabnya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol-PP), Qusairi saat didatangi oleh wartawan MaduraPost ternyata tidak ada di kantornya.

Sekedar untuk diketahui, beberapa barang yang dilakukan penertiban atau diangkut oleh satpol-PP akhirnya dikembali kepada pemiliknya, (Mp/nir/uki/rus)