Penulis: Madura Post | Editor:
SUMENEP, MaduraPost – Berbicara destinasi wisata, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi salah satu objek yang sering menciptakan wisata baru. Kabupaten ujung timur pulau Madura ini juga menjadi incaran para wisatawan manca negara.
Dalam pengembangan destinasi wisata itu, tahun ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep akan meluncurkan program Kawasan Wisata Tani.
Kawasan Wisata Tani tersebut merupakan salah satu dari tujuh program unggulan yang akan dikembangkan pada tahun 2020 ini.
“Tujuh program tersebut diharapkan dapat menjadikan Sumenep ke depan memiliki potensi pembangunan pertanian yang memadai,” terang Kepala Dispertahortbun Sumenep, Arif Firmanto, Rabu (18/3).
Disebutkan, tujuh program inovasi itu diantaranya, Pengembangan Demplot melalui pilot project tanaman Padi di kepulauan Masalembu. Dimana sebelumnya, di pulau tersebut belum pernah ada penanaman Padi.
“Hasil pantauannya, perkembangan hasil tanaman Padi di sana sangat bagus sampai saat ini. Ketika diuji coba 1 hektare, pertumbuhannya bagus, akhirnya masyarakat mulai tertarik, sehingga luas lahan bertambah,” ucap Arif.
Program kedua, Dispertahortbun Sumenep akan menguatkan Petani Mandiri Benih (PMB). Saat ini, kata dia, telah melakukan pendampingan pada dua Kecamatan, yakni Kecamatan Guluk-Guluk dan Gapura.
Untuk program inovasi ketiga, Dispertahortbun Sumenep bakal menginisiasi Kelompok Pangan Olahan seperti halnya bawang merah, cabe, kelor dan tanaman lainnya yang digeluti petani Sumenep.
“Nantinya hal itu akan melalui program Upland Project yang dananya bersumber dari anggaran IsDB dan IFAD di Jawa Timur. Di mana setelah melalui proses dan tahapan-tahapan presentasi di Kementerian Pertanian di Jatim hanya ada dua yang lolos dalam program ini, yakni Kabupaten Sumenep dan Malang,” urainya.
Sedangkan program keempat, merupakan Kawasan Wisata Tani atau Kawasan Inovasi dan Teknologi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Lokasi program ini berlokasi di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, dengan luas lahan sekitar 10 – 11 hektare.
Dilanjutkan, program kelima adalah Pelepasan Varietas Unggul Lokal Cabe Jamu, yang merupakan satu-satunya dan pertama kali di Indonesia. Bahkan akan ditindaklanjuti dengan memproses legalitas varietas cabe jamu itu menjadi varietas unggul lokal.
Keenam, yaitu program penerapan tekhnologi panen dan irigasi hemat air di lahan kering.
“Iklim kering berbasis pengelolaan iklim mendukung Program Kostratani Kementerian Pertanian di Kabupaten Sumenep,” paparnya.
Untuk diketahui, ketujuh program itu merupakan pendukung program pembangunan pertanian dengan melaksanakan gerakan pembaharuan pembangunan pertanian berbasis teknologi informasi.
“Yaitu Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) serta menerapkan 1 data pertanian dengan menggunakan alat-alat yang modern di bidang pertanian,” jelasnya.
Untuk program baru Kostratani ini, sambung dia, dalam rangka menindaklanjuti hasil Rapat tim Teknis dan Pengelolaan Anggaran Ditjen PSP Kementerian Pertanian tahun 2020 wilayah I yang digelar pada pertengahan Februari lalu.
“Demi suksesnya 7 program inovasi ini, kami berharap dukungan semua pihak. Sehingga, semua program inovasi kami tuntas dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan pertanian,” pungkasnya. (mp/al/rul)