Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Warga Sumenep Ditemukan Tewas saat Berendam di Pantai

Avatar
7
×

Warga Sumenep Ditemukan Tewas saat Berendam di Pantai

Sebarkan artikel ini
PENEMUAN MAYAT: Jenazah korban saat dibawa ke rumah duka oleh warga. (Kasubbag Humas Polres Sumenep)

SUMENEP, MaduraPost – Warga Dusun Karengan, Desa Talango, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tewas usai terendam di pantai.

Ceritanya terjadi hari Kamis, 30 Desember 2021, sekitar pukul 16.00 WIB. Ada mayat tergeletak di pinggir pantai Karengan.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kronologi kejadian berawal pada pukul 14.10 WIB kemarin. Korban bernama Encong (61).

Hari itu, dia ingin mandi di pantai. Berangkat dari rumah sendiri niat hati ingin berendam. Namun, sekitar pukul 15.00 WIB, Encong malah ditemukan sudah tidak bernyawa.

Baca Juga :  Mantan Anggota DPRD Pamekasan Diduga Serobot Tanah Milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Kondisinya memprihatinkan, dia mengambang dan dihempas ombak ke pinggir pantai.

Mayat korban pertama kali ditemukan Asrawi dan Hendra. Kedua orang ini adalah warga setempat.

Saat melihat mayat di bibir pantai, mereka berdua langsung berteriak minta tolong. Alhasil, warga lain berbondong-bondong mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan langsung mengangkat mayat korban.

Baca Juga :  Disbudporapar Sumenep Optimalkan HUT ke-80 RI untuk Kembangkan Budaya dan Pariwisata

Mayat korban kemudian dibawa warga ke rumah duka. Encong sendiri alias korban adalah warga asli Dusun Pangloros, RT 02/ RW 02, Desa Gapurana, Kecamatan setempat.

Kesehariannya bekerja sebagai petani. Nahas, pada hari itu akibat penyakitnya kambuh dia meninggal tak wajar.

Polisi menduga, akibat kecelakaan sendiri itu karena penyakit yang di deritanya kambuh dadakan.

Baca Juga :  Hari Ini Saksi Penggugat Kasus Sengketa Tanah Pasar Batuan Penuhi Panggilan PN Sumenep

“Warga juga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek) Talango,” kata Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, dalam rilisnya, Jumat (31/12).

Hasil keterangan polisi pada keluarga, korban memang memiliki riwayat penyakit epilepsi dan stroke.

Dari kejadian itu, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi kepada tubuh korban.