Warga Sumenep Blokade Jalan Raya Kabupaten dan Tanam Bambu Runcing

- Jurnalis

Selasa, 19 Januari 2021 - 07:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP, MaduraPost – Sering telat diperbaiki, warga Dusun Gadungan, Desa Gadungan, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, geram kepada pemerintah setempat.

Pasalnya, di sepanjang jalan Trunojoyo nomor 270 atau jalan Kabupaten, Desa setempat sering mengalami kerusakan aspal. Akhirnya, warga memilih memblokade jalan dan menambal jalan berlubang dengan kayu serta bambu runcing.

Terlihat, jalan ambruk yang sempat di blokade warga tepat berada di sisi selatan jalan raya. Sedangkan, jalan berlubang terletak 100 meter dari arah timur di utara jalan. Lokasi itu, ada di sisi barat traffic light (Lingkar barat).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hamidah (42), salah seorang warga setempat yang memblokade jalan ambruk itu mengaku miris melihat kondisi jalan raya yang seolah pengerjaannya dilaksanakan secara asal-asalan.

Menurutnya, banyak kejadian tak terduga yang sering menimpa pengguna jalan raya di kawasan tersebut. Misalnya saja, kecelakaan antar sepeda motor karena kondisi jalan yang bergelombang alias ambles. Akhirnya, dia memutuskan untuk memberikan tanda jalan tersebut tidak boleh untuk dilewati, dengan sebongkah kayu besar.

Baca Juga :  Sudah 10 Hari Paket Tak Kunjung Sampai, Pelanggan JNT Express di Sumenep Dibuat Kecewa

“Saya miris sekali melihatnya. Setiap kali ada perbaikan jalan ini, pasti tidak bertahan lama, sudah rusak lagi,” sesalnya, saat diwawancara media ini, Selasa (19/1).

Disamping itu, pengguna jalan juga merasa resah dengan adanya plang beralas kayu besar dan runcing bambu yang menancap di lubang lorong.

Sahid (50) ini contohnya. Pria paruh baya ini mengaku risih jika ada plang di tengah jalan raya. Sebab, selain mengganggu pengguna jalan dan arus mobilisasi, kondisi tersebut dinilai memprihatinkan.

Apalagi, jika tidak ada ambu-rambu peringatan, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal di luar dugaan.

“Kadang, kalau malam itu saya lewat sini, nggak liat kalau ada palang kayu besar dan bambu runcing menancap di tengah jalan. Lah ini kan bahaya,” akuinya.

Baca Juga :  Kasus Dugaan BBM Ilegal di Sumenep, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

Melihat kondisi ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Sumenep, Eri Susanto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Teknis, Agus Adi Hidayat membenarkan, jika di kawasan tersebut sering mengalami kerusakan aspal jalan.

Agus menceritakan, dulu, dikawasan lingkar barat tersebut adalah jalan sempit. Bertambahnya arus mobilisasi, kemudian dilakukan pelebaran jalan.

Dia mengatakan, awalnya, jalan raya itu hanya memiliki lebar 4 meter. Kemudian, dilakukan pelebaran hingga mencapai 8 meter. Akibat kapasitas angkutan semakin bertambah, kata Agus, dan kondisi gorong-gorong sudah banyak yang karat, akhirnya jalan gampang rusak alias ambles.

“Tetap akan kami tindaklanjuti. Kalau di kawasan itu sudah berkali-kali dilakukan perbaikan,” terangnya, saat dikonfirmasi media ini di ruang kerjanya.

Agus mengakui, jika sebelumnya pernah dilakukan perbaikan jalan. Namun disebelah timur, berdekatan dengan traffic light, bukan jalan ambruk yang terjadi hari ini.

Baca Juga :  Meski Ditolak Jukir, Dishub Bangkalan Tetap Berlakukan Parkir Langganan 

“Kemarin sudah dilakukan perbaikan, pas di belokan traffic light. PU Bina Marga sudah siap memperbaiki. Namun karena kondisi hujan, maka nunggu cuaca bagus,” ujarnya.

Sebab kondisi hujan, menurut Agus, hal itu menjadi kendala. Namun, kapasitas angkutan juga perlu menjadi acuan. Sebab, banyaknya pengangkut yang over (Kelebihan) kapasitas, membuat jalan raya tidak bisa bertahan lama.

“Terutama truk besar itu yang membuat jalan kembali bergelombang kebawah. Karena tidak kuat menahan beban dinamisnya,” tutur dia.

Secara teknis, pihaknya menegaskan masa pemeliharaan kondisi jalan paling lama bertahan 10 tahun. Dari 10 tahun tersebut bukan tanpa perbaikan.

“Desainnya tetap 10 tahun. Tapi wajib dilakukan pemeliharaan setiap tahunnya. Itu kan kerusakannya jenis kecil (Minor). Tapi akan segera diperbaiki, karena membahayakan kepada pengguna jalan,” tukasnya. (Mp/al/rul)

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Relawan Prabowo Minta Kejari Pamekasan Monitoring Program MBG di Batumarmar
Pemilik Tambak di Sumenep Merasa Ditipu Oknum, PLN Belum Beri Keterangan Resmi
Sumenep Raih Opini WTP Kedelapan Kali Berturut-Turut dari BPK RI
Kasus Bandar Narkoba Riyanto Telah P21, Berkas dan Tersangka Sudah Dilimpahkan ke Kejaksaan
BKPSDM Sumenep Tindak ASN Mangkir Usai Idulfitri, Lima Masuk Proses Disiplin
Sumenep Kebanjiran Anggaran DBHCHT Rp62 Miliar
Begini Cara Ustadz Zamahsyari Mencairkan Uang Pokmas Fiktif Desa Cenlecen
STKIP PGRI Sumenep Tendang Dosen Bergelar Doktor Akibat Skandal Asusila

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 07:02 WIB

Relawan Prabowo Minta Kejari Pamekasan Monitoring Program MBG di Batumarmar

Jumat, 18 April 2025 - 10:13 WIB

Pemilik Tambak di Sumenep Merasa Ditipu Oknum, PLN Belum Beri Keterangan Resmi

Kamis, 17 April 2025 - 19:27 WIB

Sumenep Raih Opini WTP Kedelapan Kali Berturut-Turut dari BPK RI

Rabu, 16 April 2025 - 08:58 WIB

Kasus Bandar Narkoba Riyanto Telah P21, Berkas dan Tersangka Sudah Dilimpahkan ke Kejaksaan

Selasa, 15 April 2025 - 08:14 WIB

BKPSDM Sumenep Tindak ASN Mangkir Usai Idulfitri, Lima Masuk Proses Disiplin

Berita Terbaru