SUMENEP, MaduraPost – Pemerataan pembangunan mulai terasa di wilayah terpencil Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Pada Senin, 26 Mei 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, bersama PLN UP3 Madura secara resmi mengaktifkan layanan listrik selama 12 jam setiap hari di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Gili Raja, menggantikan pola lama yang hanya memberi penerangan selama enam jam.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam peningkatan kualitas pelayanan energi di wilayah kepulauan.
Kini, listrik tersedia dari pukul 17.00 sore hingga pukul 05.00 pagi, menjangkau empat desa di Pulau Gili Raja, yaitu Banmaleng, Banbaru, Jeteh, dan Lombang.
“Ini merupakan bagian dari realisasi program 100 hari kerja Bupati. Alhamdulillah, kini masyarakat bisa menikmati penerangan dua kali lebih lama dibanding sebelumnya. Ini patut kita syukuri sebagai karunia besar dari Allah SWT,” ungkap Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Imam Hasyim, saat peresmian berlangsung, Senin (26/5).
Selain memperpanjang jam operasional listrik, program ini dianggap sebagai langkah awal dalam membangun fondasi infrastruktur pendukung lainnya.
Wabup Imam menegaskan, bahwa Pemkab Sumenep akan memfokuskan perhatian pada perbaikan akses jalan dan pembangunan dermaga untuk menunjang mobilitas serta memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat pulau.
Ia juga menyebut bahwa kebutuhan air bersih untuk mendukung operasional pembangkit telah dipersiapkan.
“Kita sudah punya tandon air, dan insya Allah saluran air permanen juga akan segera dibangun oleh Dinas PUTR,” tambahnya.
Tak lupa ia mengajak warga setempat untuk turut menjaga keberlangsungan fasilitas yang telah diberikan.
Di sisi lain, Manager PLN UP3 Madura, Fahmi Fahresi, menuturkan bahwa pengoperasian listrik 12 jam ini adalah bagian dari misi PLN dalam melayani daerah-daerah kepulauan.
“Pelanggan di Gili Raja jumlahnya sekitar 2.400, dengan konsumsi listrik tertinggi mencapai 700 kilowatt, sedangkan kapasitas maksimal pembangkit saat ini sebesar 1.100 kilowatt,” jelas Fahmi.
Ia juga menyampaikan, bahwa pihaknya sedang merancang peningkatan layanan hingga 24 jam penuh, walau saat ini masih terkendala pada keterbatasan genset dan pasokan bahan bakar solar.
“Ini butuh waktu. Kami masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan alat dan distribusi solar, namun koordinasi terus kami lakukan dengan PLN Pusat dan Pemkab Sumenep,” terangnya.
Fahmi juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga fasilitas kelistrikan yang sudah tersedia.
“Ini bukan hanya tanggung jawab PLN, tapi tanggung jawab kita semua. Jika masyarakat ikut menjaga, maka operasional bisa berjalan dengan lancar,” tukasnya.***






