Proyek jembatan yang berlokasi di perbatasan Desa Dempo Barat dan Desa Bindang |
BERITAMA.ID, Pamekasan – Proyek jembatan penghubung dua desa, yakni Desa Dempo Barat dan Desa Bindang mendapat penolakan dari warga setempat. Jum’at (6/09/2019).
Mereka menolak pembangunan jembatan karena posisi jembatan apabila sudah digenangi air akan mengalir ke permukiman warga.
Pasanya, pekerjaan proyek jembatan tersebut sudah dua kali dihentikan. Kali kedua yang dihentikan terjadi pada Kamis (5/9/2019).
Addurahman salah seorang warga yang menolak pengerjaan mengatakan proyek tersebut dinilai kurang berdampak baik dan tidak sesuai dengan harapan masyarakat
“Masyarakat memang menolak pembangunan jembatan, karena pembangunan jembatan itu tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Dalam melakukan pembangunan apapun pihak kontraktor itu harus memikirkan dampak positif dan negatifnya,” kata Abdurrahman.
Dari itu, kata dia, apabila pembangunan jembatan tersebut tetap dilanjutkan dengan posisi seperti itu maka di musim hujan diyakini akan merusak ladang dan permukiman warga.
Nurus Solehen, Tokoh Pemuda Dempo Barat mengatakan proyek jembatan yang menghubungkan dua desa diduga banyak tidak sesuai dengan spesifikasi proyek. Seperti tidak ditemukannya papan informasi.
“Setelah saya melihat pembangunan jembatan memang terkesan asal asalan tanpa memikirkan dampaknya. Saya yakin kalau posisi jembatan tetap seperti itu, kalau musim penghujan aliran air tidak akan mengalir ke aliran sungai yang ada. Akan tetapi akan mengalir ke tanah warga,” ungkapnya.
Ia berharap pihak kontraktor bisa mengubah pembangunan jembatan dan bisa memikirkan warga sekitar agar hadirnya proyek tersebut tidak meresahkan masyarakat. (Red-Liq)