NASIONAL, Madurapost.net – Kasus ujaran kebencian melalui media sosial Facebook terhadap beberapa ulama dan pesantren di Madura dalam beberapa bulan terahir marak terjadi.
Hal tersebut mengundang reaksi keras dari politisi muda Slamat Ariyadi selaku anggota DPR RI dari Dapil Jatim XI Madura.
Slamet yang juga merupakan alumni Pondok Pesantren merasa terpukul dengan adanya kasus ujaran kebencian yang menyasar Ulama dan Pondok Pesantren yang ada di Madura.
Sebagai pejabat Negara, Slamet meminta aparat penegak hukum untuk bekerja extraordinary menyelesaikan persoalan tersebut. Karena bagi masyarakat Madura, Ulama dan Pesantren adalah harga diri yang harus dibela sekalipun harus mengorbankan nyawa.
“Agar tidak terjadi chaos, Solusi terbaik adalah memasrahkan persoalan tersebut kepada aparat penegak hukum, dan Polisi harus bekerja maksimal menuntaskan kasus kasus tersebut,” Kata Slamet.
Selanjutnya Slamet mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial dan tidak menggunakan medsos sebagai sarana menghujat atau mencaci maki orang lain.
Berdasarkan rangkuman madurapost, Kasusa Hate Speech (Ujaran Kebencian) bermula dari pemilik akun Facebook “Suteki” yang menghujat KH.Muddatstsir Badruddin Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen. Sampai saat ini Kasus tersebut masih bergulir di Pengadilan Negeri Pamekasan memasuki proses Sidang ke 6.
Dilanjutkan ujaran kebencian terhadap ketua PC NU Pamekasan, KH Taufik Hasyim yang disebut sebagai antek PKI oleh akun FB ‘Muhammad Izzul’.
Bahkan Akun FB Muhammad Izzul juga menyasar Ketua PC NU Sumenep yang juga disebut sebagai Antek PKI.
Sampai saat ini, Polisi belum berhasil menangkap pemilik akun Facebook Muhammad Izzul sehingga hal tersebut mengundang reaksi keras dari warga Nahdiyin.
Selanjutnya Hate Speech yang dilakukan pemilik akun Facebook ‘Allby Madura terhadap Pengasuh dan Pondok Pesantren Karangdurin Sampang.
Aksi massa dari para Alumni Pondok Pesantren Karangdurin yang tergabung dalam HIMAKA membuat pemilik akun FB Allby Madura yang diketahui bernama Sya’roni menyerahkan diri ke Mapolres Sampang.
Bahkan yang terbaru adalah Hate Speech terhadap Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata Bata yang dilakukan oleh pemilik akun Darwin Hr Putra yang mengatakan “Bata Bata pondok Tai kucing”.
Namun Pemilik akun FB Darwin Hr Putra yang diketahui sebagai warga kecamatan Pegantenan yang saat bekerja sebagai TKI di Malaysia langsung meminta maaf setelah didatangi oleh alumni dan simpatisan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata Bata yang ada di Malaysia. (Mp/uki/kk)