Foto: Google |
BERITAMA.id, Pamekasan – Warga Desa Dempo Barat Kecamatan Pasean, mempertanyakan status program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Meski sudah terima kertas struk, sembako bantuan tersebut tak sampai di tangan masyarakat.
Secara aturan, sembako BPNT cair tiap satu bulan sekali. Teknis pengambilannya, setelah ada uang masuk ke rekening, pihak si penerima bisa menukar uang tersebut ke pihak agen atau e-Warong. Sembako diterima kemudian kertas struk keluar dan bersaldo Rp 0.
Penuturan keluarga penerima sebut saja Ahmad (samaran), nenek keluarganya belum menikmati bantuan BPNT. Padahal program tersebut sudah berjalan lebih dari satu tahap. Di bulan Agustus, cairnya sudah tahap ke tiga.
“Nenek hanya menerima kertas struk saja, namun tak menerima bantuan sembako,” kata Ahmad disampaikan ke Madurapost, Jumat (16/8).
Menurut dia, pertama kali BPNT dicairkan melalui Kepala Dusun, namun yang diterima juga sama yakni hanya menerima kertas struk. Di slip kuitansi tersebut memang tertera saldo Rp 110 ribu, hanya tak mendapatkan sembako.
“Pernah dipanggil agen dari program ini, cuma ketika tiba di lokasi, ATM hanya digosok, ketika keluar struk tidak ada pendistribusian sembako,” ungkapnya.
Hal tersebut dibenarkan Masya (60) warga penerima program BPNT. Menurutnya ia sempat dipanggil namun hanya menerima kertas struk tanpa membawa barang sembako.
“Saya pernah dipanggil kerumahnya oleh salah seorang agen. Saya hanya diberi kertas struk tanpa sembako. Setelah jumlah saldo Rp 0,” ungkap dia.
Lebih lanjut Masya menjelaskan, pada saat dipanggil ke rumah oknum agen, dirinya tidak sendirian akan tetapi banyak orang lain yang bernasip sama sebagai warga miskin.
Koordinator Kecamatan (Korcam) BPNT Pasean Halik mengatakan, prinsip penyaluran BPNT secara aturan cair secara bertahap. Setiap kali cair, tidak menentu tanggalnya. Hanya saja perbulan itu dipastikan cair.
“Tidak jelas tanggalnya, cuma pasti cair,” kata Halik.
Persoalan tidak sampai ke tangan Keluarga Penerima Manfaat (KPM), ia menyarankan agar berkoordinasi aktif dengan pihak agen. Sebab agen di bawah yang memahami secara teknis penyalurannya.
Pelaku agen program ini di Dempo Barat, kata Halik, bernama Muhammad Bakir dan Cipto Prayitno. Pihaknya memastikan agen ini akan menyalurkan program BPNT secara transparan.
“Kalau di desa lain penyalurannya kondusif,” tandasnya.
Sekedar diketahui, dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan meminimalkan kemungkinan penyalahgunaan bantuan sosial, Kementerian Sosial (Kemensos) mengubah program Beras Sejahtera (Rastra) menjadi BPNT.
Program BPNT ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa setiap bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non-tunai dan menggunakan sistem perbankan untuk kemudahan mengontrol, memantau, dan mengurangi penyimpangan.
Penggunaan sistem perbankan dengan memanfaatkan keuangan digital dimaksudkan untuk memperluas keuangan inklusif. Penggunaan beragam kartu dalam menyalurkan dana bansos agar dapat diintegrasikan dalam satu kartu.
Akan tetapi dari program BPNT yang dinilai sudah sangat efektif ini masih saja ada tangan tangan nakal yang masih mau bermain dan mau mengambil hak rakyak miskin.
Seperti di Dempo Barat, warga yang sudah terdaftar dan berhak menerima bantuan dari program BPNT harus gigit jari. Pasalnya bantuan yang seharusnya mereka terima dari non tunai tersebut hilang dan diduga diambil oleh oknum agen atau e-Warong. (mp/Nurus)