SUMENEP, Madurapost.id – Memasuki masa pancaroba ke musim kemarau, beberapa minggu terakhir Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengalami suhu dingin saat malam hingga pagi hari.
Keadaan suhu udara yang dingin biasanya terjadi pada dini hari menjelang pagi, yakni sekitar pukul 02.00 WIB hingga pukul 7.00 WIN. Puncaknya pada pukul 03.00 WIB sampai 05.00 WIB. Sedangkan tingkat dinginnya mencapai 25 derajat celcius.
Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget Sumenep, Usman Khalid mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan suhu dingin terjadi pada malam hingga pagi hari.
“Saat ini kita memasuki puncak musim kemarau, kita juga mengalami cuaca yang sangat cerah. Jadi dengan kondisi ini jumlah awan sangat sedikit, membuat suhu menjadi dingin,” ungkapnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya, Rabu (5/8).
Sebab jumlah awan sangat sedikit ini, kata Usman tidak ada hujan. Hal ini juga menyebabkan radiasi panas dari matahari yang diterima bumi mudah terlepas kembali ke atmosfer.
“Sehingga suhu panas yang diterima bumi pada malam hari langsung kembali ke atmosfer, artinya tidak ada yang menghalangi karena kondisi awan sangat sedikit. Sehingga kita merasa dingin,” terangnya.
Penyebab lain, yakni adalah Australia yang sedang dalam musim dingin. Nah, angin mendorong udara dari barat ke timur, sehingga udara dingin dari Australia tadi terdorong ke bagian selatan garis khatulistiwa Indonesia.
“Sekarang ini kan angin timuran, hal ini menyebabkan terjadinya suhu dingin ketika malam hingga pagi hari, khususnya di pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara atau bagian selatan dari garis katulistiwa Indonesia,” urai dia.
Meski begitu, Usman menyebut bahwa suhu dingin yang di rasakan masyarakat Sumenep masih wajar. Sebab hal ini juga terjadi setiap tahun pada saat puncak musim kemarau.
“Ini memang terjadi setiap tahun seperti itu mungkin fenomena alam, masyarakat banyak menilai hal ini juga merupakan tanda-tanda datangnya musim kemarau,” tukasnya. (Mp/al/rul)






