SUMENEP, MaduraPost – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, semakin gencar mengembangkan inovasi guna memperkuat ketahanan pangan dan mendukung swasembada daerah.
DKPP Sumenep terus menunjukkan komitmen kuat dengan terus memperkenalkan teknologi terbaru ke kalangan petani lokal.
Setelah sukses meluncurkan Aplikasi Silang Tani, E-Pindah, serta pemanfaatan teknologi drone dalam kegiatan pertanian, DKPP Sumenep kini memperkenalkan sistem budidaya melon menggunakan metode modern yang dikenal sebagai Machida, sebuah teknik yang berasal dari Jepang.
Metode Machida sendiri merupakan sistem budidaya berbasis hidroponik, di mana tanaman melon ditanam dalam media tertutup yang mengandalkan aliran air serta nutrisi secara sirkulatif.
Sistem ini dipercaya mampu menghasilkan buah dengan kualitas premium dan rasa yang lebih manis dibanding metode konvensional.
Menurut Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, sistem ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan model pertanian masa depan yang lebih terstruktur, efisien, serta fokus pada hasil yang berkualitas. Pengenalan teknik ini juga menjadi motivasi bagi petani lokal untuk terus belajar dan berinovasi.
“Kita perlu membuka wawasan dan belajar dari negara-negara maju tentang bagaimana membangun sektor pertanian yang modern dan efisien,” ungkapnya, Senin (28/7).
Lebih lanjut, Chainur menegaskan bahwa penerapan sistem Machida mencerminkan semangat petani Sumenep yang terbuka terhadap teknologi baru.
Ia menyebut bahwa potensi petani lokal sangat besar, hanya saja membutuhkan akses terhadap informasi, pendampingan, serta teknologi yang relevan.
“Petani kita punya kemampuan untuk berkembang dan bersaing. Yang mereka butuhkan adalah dukungan berupa edukasi dan akses terhadap inovasi,” tambahnya.
Pemkab Sumenep, kata Chainur, juga menaruh perhatian besar pada pertanian berbasis teknologi. Upaya ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan hasil produksi, tetapi juga pada peningkatan sumber daya manusia (SDM), termasuk kualitas petani sebagai pelaku utama.
Pihaknya berharap, melalui sistem Machida, akan muncul kawasan-kawasan percontohan baru yang dapat menginspirasi daerah lain di Sumenep.
Jika sistem ini berhasil diterapkan secara luas, maka bukan hanya menjadi pembaruan teknis, melainkan simbol dari transformasi cara pandang petani terhadap pertanian modern.
Inovasi ini sekaligus mendukung cita-cita besar Kabupaten Sumenep untuk menjadikan sektor pertanian sebagai kekuatan utama yang berbasis teknologi dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Ini bukan sekadar urusan menanam melon. Ini tentang bagaimana kita mempersiapkan masa depan pertanian di Sumenep. Evaluasi dan pengembangan sistem ini akan terus kami lakukan,” pungkas Chainur.***






