SUMENEP, MaduraPost – Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bersama PT Garam (persero) dan Baznas Sumenep serahkan 8.050 pcs masker bedah dan 200 pcs masker N95 pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa timur.
Penyerahan Alat Pelindung Diri (APD) masker tersebut berlangsung di graha lantai II Arya Wiraraja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat, sekitar pukul 10.00 WIB.
Field Officer STPI, Sukri mengatakan, saat ink menghadapi situasi pandemi covid-19 saat ini, seluruh perhatian seakan difokuskan kepada pencegahan dan penanganan covid-19. Respon terhadap pandemi ini mengharuskan adanya penyesuaian terhadap pelayanan program kesehatan lainnya termasuk pelayanan Tuberculosis (TBC) yang dijalankan oleh fasilitas kesehatan di pelayanan primer.
“Sebenarnya STPI dan Dinkes sudah melakukan virtual meeting atau monitoring di bulan kemarin. Dari hasil monitoring kami mengetahui bahwa banyak APD atau masker bedah dan masker N95 yang seharusnya digunakan untuk pasien TB digunakan untuk pasien covid-19,” ungkapnya, usai penyerahan APD, Senin (29/6).
Untuk diketahui, penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebarkan melalui udara dan bisa menjadi komorbid dari covid-19, sehingga dapat menyebabkan kematian.
TBC juga merupakan pandemi global paling mematikan di Indonesia, estimasi kematian mencapai 93.000 di tahun 2018. Di Sumenep, diperkirakan terdapat 1.875 kasus TBC pada tahun 2019.
Sebab itu, pada bulan April 2020, STPI bekerjasama dengan Dinkes Sumenep telah melakukan kegiatan monitoring protokol layanan TBC di masa pandemi covid-19 kepada 30 layanan kesehatan yang berada di Sumenep.
“Hal ini bertujuan untuk mengetahui dampak dan kendala yang terjadi pada program TBC di layanan kesehatan selama masa pandemi covid-19,” tuturnya.
Dari hasil monitoring tersebut, diperoleh informasi bahwa salah satu kendala yang sedang dihadapi adalah kekurangan APD khususnya masker yang awalnya diperuntukkan untuk program TBC dipakai untuk pencegahan penularan covid-19.
“Kami berupaya menggalang bantuan kepada beberapa mitra baik nasional maupun lokal untuk memberikan bantuan masker yang khusus diperuntukkan bagi pasien dan petugas TBC. Sehingga penularan TBC juga dapat dicegah,” jelasnya.
Pihaknya berharap, agar bantuan tersebut menjadi bentuk kontribusi dari masyarakat dan swasta sebagai upaya pencegahan dan pengendalian TBC.
“Kedepan, harapannya semua pihak dapat lebih memberikan perhatian dan terlibat dalam program pencegahan dan pengendalian TBC di Sumenep, sehingga eliminasi TBC 2030 dapat tercapai,” ucap Sukri.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Busyro Karim mengatakan, pencegahy penularan TBC di Sumenep tetap diprioritaskan.
“Pada dasarnya TBC ini kalah populer dengan virus corona. Padahal realitanya juga di Sumenep banyak yang kena TBC. Saya mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang memang ada khusus perhatiannya kepada TBC,” kata dia saat diwawancarai awak media.
Disamping itu, pihaknya berharap agar penyeberan TBC juga menjadi perhatian penuh pihak pemerintah.
“Bagaimana pun juga di masa pandemi corona ini saya kira TBC tetap menjadi prioritas untuk bisa diminimalisir, atau bahkan bisa dihabisi,” harapnya.
Selain itu, Agus Mulyono, Kepala Dinkes Sumenep, menerangkan MoU antara Pemkab Sumenep dengan STPI bisa lebih meminimalisir angka penularan TBC di Sumenep.
“Adanya MoU itu mengamanahkan bahwa di Sumenep akhir tahun 2025 diupayakan untuk mencapai eliminasi TBC. Memang perlu ada percepatan-percepatan program. Diantaranya program percepatan itu akan dilakukan denga cara bermitra dengan STPI,” ujar dia.
Dia meyakini, bahwa pencegahan TBC di semua tempat terus dilakukan, salah satunya di berbagai Puskesmas untuk ketersediaan masker khusus TBC.
“Sekarang dengan cara pemberian bantuan APD itu. Sebelum di support STPI, APD TBC di Puskesmas memang sudah ada. Tapi ini kan ingin diakselerasi untuk mencapai eliminasi itu, maka sekarang adalah dimulai dari pengamanan mereka yang memberikan pelayanan, diikuti oleh pelayanan pada mereka disinsentifkan pada mereka yang terkena TBC,” tukasnya.
Pihaknya juga komitmen untuk mencapai eliminasi TBC diakhir tahun 2025 di Sumenep bisa lekas tercapai. (Mp/al/rul)