Scroll untuk baca artikel
Headline

Semangat Nasionalisme Pemkab Pamekasan Dipertanyakan

Avatar
13
×

Semangat Nasionalisme Pemkab Pamekasan Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini
KH RPM Thariq Sya'rani, Ketua FSK2P (Tengah) Saat menjelaskan sejarah singkat pejuang yang gugur di Monumen Tugu Pahlawan Arek Lancor

PAMEKASAN, MaduraPost – Entah lupa atau sengaja atau karena tidak tahu, Pemerintah Kabupaten Pamekasan tidak memasang satupun bendera Merah Putih di dalam Monumen Tugu Pahlawan Arek Lancor Pamekasan dalam rangka memperingati HUT RI ke 76. Selasa (17/08/2021).

Sehingga Hal itu mendapat sorotan tajam dari Forum Silaturrahim Keluarga Keraton Pamekasan (FSK2P) seusai menggelar acara doa bersama di Monumen Tugu Pahlawan Arek Lancor Pamekasan dalam rangka mengenang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 76.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Kredit Macet BNI Sumenep: Pejabat Manipulasi Data, Ratusan Korban Tertipu, Ratusan Miliar Melayang

Ketua FSK2M, KH RPM Thariq Sya’rani mengatakan, Dalam rangka menyambut HUT RI Ke 76, seharusnya Pemkab Pamekasan memasang Bendera Merah Putih di Dalam Monumen Tugu Pahlawan Arek Lancor.

Hal itu agar para generasi muda tidak lupa bahwa ditempat tersebut berguguran darah para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

“Saya berharap Pemerintah (Pemkab Pamekasan) mengibarkan bendera merah putih di dalam alun-alun Monumen Tugu Pahlawan area Arek Lancor agar menumbuhkan semangat nasionalisme generasi anak bangsa,” Kaya KH RPM Thariq Sya’rani.

Baca Juga :  Harga LPG 3 Kilogram Naik, Pemkab Sumenep Masih Kaji Penyesuaian HET

Lebih lanjut KH RPM Thariq Sya’rani menjelaskan tentang sejarah singkat perjuangan para suhada yang gugur ditempat tersebut.

Bahwa zaman dahulu di Pamekasan pada tanggal 26 Agustus 1947, telah terjadi sebuah perlawanan rakyat melawan Belanda. Ini satu peristiwa perlawanan dari sejumlah perjuangan rakyat Pamekasan menentang koloanisme.

Dan sebelum peristiwa heroik ini terjadi, Pamekasan memiliki sejarah panjang pada awal abad ke 16, yaitu pada masa kejayaan Pamekasan di masa pemerintahan Pangeran Ronggosukowati sebagai tokoh sentral sehingga menjadi dasar keberlanjutan kepemerintahan Kabupaten Pamekasan hingga saat ini.

Baca Juga :  Ramadhan Ditengah Covid-19, Warga Desa Nepa Sampang Meriahkan Dengan Pemasangan Lampu Hias

“Para pejuang yang telah gugur ditempat ini sebenarnya tidak butuh bendera, yang dibutuhkan adalah Doa dari kita semua, Tapi Bendera tersebut adalah simbol bahwa kita tidak pernah melupakan jasa perjuangan para suhada yang telah mewariskan kita semangat patriotisme yang tinggi untuk cinta dan berjuang membela tanah air,” Tutupnya.