SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Peristiwa

Santri Diduga Jadi Sasaran Rekayasa Narkoba di Sampang

Avatar
×

Santri Diduga Jadi Sasaran Rekayasa Narkoba di Sampang

Sebarkan artikel ini

SAMPANG, Madurapost.id – Salah seorang santri di lembaga pesantren di Kecamatan Robatal Sampang diduga jadi korban fitnah menyimpan narkoba oleh salah seorang oknum kepolisian setempat.

Akibat dari kejadian tersebut, pihak kepolisian yang hendak mengamankan santri tersebut ditahan oleh majelis pengasuh pondok pesantren hingga larut malam. Selasa (24/08/2020).

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Menurut keterangan salah seorang saksi IM (29) sekaligus simpatisan Pondok Pesantren menjelaskan, santri yang diduga kedapatan menyimpan barang haram tersebut dirasa tidak masuk akal.

Menurut pihaknya ada dugaan kepentingan dari beberapa kalangan tentang ajaran yang berada dilembaga islam tersebut. Ia mengkhawatirkan ingin menjebak pengasuh soal ajaran pemahaman didalamnya.

“Yang kami takutkan ini adalah jebakan tentang ajaran di pesantren ini. Tentu santri menjadi satu-satunya cara untuk menjerumuskan lembaganya dengan merekayasa santri memakai narkob,” kata IM.

Baca Juga :  Gudang Tembakau di Sumenep Dilahap Sijago Merah, Ada Mobil yang Ikut Terbakar

IM menambahkan, pada (24/08) petang, lembaga pesantrena yang berada di Desa Pandiangan ini ada aktivitas ramai dengan kunjungan wali santri untuk mengunjuni anaknya di Pesantren. Nah disitu terdapat keluarga santri yang hendak masuk ke pesantren diberi barang oleh orang tidak dikenal dan menyuruh untuk dibawa masuk kedalam.

“Yang dikasih barang ini masih anak-anak. Tidak lain adalah adik santri yang mondok itu,” cerita IM.

Setibanya didalam pondok, ada seorang yang menerima telepon untuk menghampiri anak yang saat itu sedang berada di gardu tempat biasanya santri dikunjungi. Tak lama saat berinteraksi, barang tersebut disuruh untuk diberikan kepada kakaknya.

Baca Juga :  Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin

“Saat barang tersebut diambil dari pecinya, seketika itu ada aparat yang langsung menciduknya dan dibawa ke Mapolsek Robatal,” tambah IM.

Kepanikan sempat terjadi, saat ada aparat datang kedua kalinya ke pondok tersebut untuk mengambil barang bukti sepeda motor yang saat itu dikendarain oleh keluarga korban. Akibatnya orang tua santri dan para simpatisan tidak terima dengan kejadian tersebut. Mereka menduga ada fitnah yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Polisi yang sempai masuk ke pesantren tersebut ditahan oleh pengasuh. Para alumni yang datang ke pesantren tersebut meminta aparat yang sengaja memberi narkoba tersebut untuk didatangkan dan mengakui kelakuannya.

Akibat kericuhan tersebut, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi bersama Kapolres Sampang AKBP Abdul Hafidz datang ke pesantren tersebut untuk menenangkan massa yang sudah tampak tidak kondusif lagi. H. Idi sempat berdiskusi dengan para keluarga pesantren untuk meredam emosi masa dan mencari jalan keluar atas kejadian tersebut.

Baca Juga :  Program E-Lorong Pemkab Pamekasan Lebih Menantang dari Program E-Torot

H. Idi berjanji akan bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian itu. Hal tersebut ia sampaikan demi menjaga kondusifitas ketertiban umum di Kabupaten Sampang. Tentunya semua elemen harus ikut berperan mulai dari kepolisian, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Tadi kami sudah sepakat dengan pengasuh dan kepolisian untuk satu pintu menyelesaikan masalah tersebut. Kami minta kepada masyarakat untuk tetap tenang agar Sampang tetap kondusif,” ucap H. Idi.

(mp/ron/rus) 

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.