SUMENEP, MaduraPost – Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui dokter spesialis kulitnya, dr. Susanti Rosmala Dewi, mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulit, terlebih yang tengah ramai di media sosial.
dr. Susanti menyoroti maraknya promosi produk skincare oleh para influencer yang tidak memiliki latar belakang medis, sehingga bisa menyesatkan konsumen yang mengikutinya tanpa pertimbangan.
“Banyak influencer di TikTok atau Instagram hanya fokus pada merek dagang. Mereka tidak memahami kandungan aktif dalam produk atau kecocokannya dengan jenis kulit konsumen,” ujar dr. Susanti belum lama ini, Jumat (2/5).
Ia menekankan, bahwa tidak semua produk yang viral aman bagi semua orang. Menurutnya, penggunaan tanpa pertimbangan bisa berisiko menimbulkan masalah kulit serius.
“Meski produk tersebut sudah punya izin edar dari BPOM, tetap saja bisa memicu reaksi negatif seperti iritasi, jerawat, kulit sensitif, bahkan peradangan bila tidak cocok dengan kondisi kulit pengguna,” tegasnya.
Lebih lanjut, dr. Susanti menjelaskan bahwa tujuan utama merawat kulit adalah menjaga kesehatannya, bukan sekadar memutihkan.
Penggunaan bahan pemutih dalam jangka panjang, kata dia, bisa berakibat fatal.
“Beberapa kandungan memang dapat mencerahkan kulit, tetapi bila digunakan terus-menerus bisa menyebabkan okronosis, kulit kemerahan, lapisan epidermis rusak, hingga peradangan pada dermis,” urainya.
Ia juga menegaskan, bahwa kulit glowing tidak harus berwarna putih. Kulit yang sehat adalah kulit yang bersih, lembab, tidak gatal, dan warnanya merata.
“Kalau kulit tidak bermasalah, tidak merah, tidak kasar, dan tidak ada jerawat besar, boleh saja pakai skincare umum. Tapi kalau muncul keluhan seperti flek, jerawat meradang, atau kulit bersisik, sebaiknya konsultasikan ke dokter,” sarannya.
Mengakhiri keterangannya, dr. Susanti menekankan pentingnya perawatan kulit berbasis penanganan medis.
“Jangan hanya mengikuti tren. Kulit wajah adalah aset penting dan perlu dirawat dengan pendekatan yang tepat,” tukasnya.***






