Penulis: Madura Post | Editor:
PAMEKASAN, Madurapost.id – Rektor IAIN Madura Muhammad Kosim kembali didemo mahasiswa menentang keputusannya dalam menurunkan uang kuliah tunggal (UKT) yang dinilai masih terlalu kecil yakni hanya 15 persen. Mereka meminta agar pemotongan UKT tersebut bisa mencapai hingga 50 persen.
“Mahasiswa turun jalan biasa. Berarti ada yang dituntut. Kenapa UKT diminta dipotong sampai 50 persen, berarti mahasiswa ini tercekik ekonomi. Artinya banyak yang tidak mampu alias kere,” kata Mantan Aktivis Mahasiswa Abdurrahman, Selasa (23/6/2020).
Ia menyebutkan, pergerakan mahasiswa turun ke jalan hingga mendemo tentu sudah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. Sehingga apa yang diinginkan dalam aksi tersebut, harus dapat tercapai.
“Minta potong berapa pun bisa, asal tuntutan itu masuk akal dan wajar,” ungkapnya.
Sebelumnya pada Kamis, 18 juni 2020 Rektor IAIN Madura mengeluarkan surat keputusan Nomor: B-815/In.38/R/PP.00.9/06/2020, yang isinya tentang pengurangan UKT 15 persen, dengan syarat mengacu pada Keputusan Mentri Agama (KMA).
Namun keputusan tersebut ditentang oleh mahasiswa. Sebab hal itu dirasa sangat memberatkan, karena katidaksesuaian dengan kondisi perekonomian mahasiswa saat ini.
Rata-rata mahasiswa terdampak secara ekonomi, bukan secara fisik. Hal itu yang dirasa sangat berbanding terbalik dengan putusan rektor yang mengacu pada KMA. (mp/red/rus)