Scroll untuk baca artikel
Berita

Program USAID ERAT Jadi Mitra Pemkab Sumenep, Bappeda Sebut Demi Perbaiki Layanan Publik

Avatar
11
×

Program USAID ERAT Jadi Mitra Pemkab Sumenep, Bappeda Sebut Demi Perbaiki Layanan Publik

Sebarkan artikel ini
PROGRAM. Potret program Asistensi Teknis Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Sumenep berlangsung di Hotel De Bagraf selama dua hari, sejak tanggal 15 hingga 16 Mei 2023. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi adalah salah satu kabupaten yang menjadi mitra Program USAID ERAT (Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien dan Kuat) di Provinsi Jawa Timur. Senin, 15 Mei 2023.

Di mana, program ini merupakan bantuan teknis dari United States Agency for International Development (USAID).

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Salah satu tujuan program ini yaitu memperbaiki implementasi kebijakan dan pelayanan publik, kemudian untuk peningkatan taraf hidup warga negara Indonesia.

Untuk mencapai tujuan itu, USAID ERAT mendukung Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, demi memperkuat koherensi kebijakan dan implementasinya, serta perencanaan dan realisasi anggaran untuk memperbaiki layanan publik.

Hal itu dibuktikan dengan adanya Asistensi Teknis Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Sumenep yang dilaksanakan di Hotel De Bagraf selama dua hari, sejak tanggal 15 hingga 16 Mei 2023.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep Yayak Nurwahyudi, melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Helmi, mengucapkan terima kasih kepada USAID ERAT yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut.

Baca Juga :  Bejat! Anak Tiri Dirudapaksa Sejak Tahun 2021, Pelaku Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Diketahui, kegiatan ini berkerja sama dengan Bagian Organisasi Setdakab Sumenep dan Bappeda serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Helmi mengakui, bahwa sejumlah OPD di Kabupaten Sumenep sudah banyak melakukan inovasi.

Hanya saja selama ini masih banyak yang belum dirawat, sehingga belum menjadi inovasi unggulan. Padahal, kata dia, jika dirawat akan menjadi potensi luar biasa.

“Kalau kita berkaca pada 2020, Sumenep menjadi salah satu Kabupaten inovatif di Indonesia yang masuk di 10 besar. Tentunya ini merupakan prestasi yang luar biasa,” kata Helmi di sela-sela Asistensi Teknis Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik Kabupaten Sumenep, Senin (15/5).

Dia mengatakan, prestasi inovasi ini tentunya bukan hanya sekadar kebanggaan, namun karena waktu itu dilakukan dengan telaten dan bagaimana mengakomodir yang kemudian merawatnya.

“Karenanya, ini juga dalam rangka membina dan memastikan bahwa inovasi yang dilakukan, tidak hanya sebagai inovasi secara administratif, namun juga berjalan dan berkelanjutan serta secara manfaat benar-benar dirasakan bagi masyarakat,” ujar dia.

Baca Juga :  Komitmen Achmad Fauzi Wongsojudo Bangun Irigasi untuk Kemajuan Pertanian Sumenep

Pihaknya juga mengakui, jika hanya ada dokumennya tanpa adanya program yang berkelanjutan, tentunya inovasinya tidak akan ada manfaatnya untuk kemajuan Kabupaten Sumenep.

Jadi, kata dia lebih lanjut, secara administratif jalan dan secara manfaat benar-benar bermanfaat dan terus berkelanjutan.

Kali ini, pendampingan yang dilakukan bersama USAID ERAT fokusnya kepada tiga program inovasi.

Diantaranya inovasi tata kelola pemerintahan, pelayanan publik dan sanitasi.

“Jadi tidak semua OPD yang dilakukan, namun hanya fokus pada tiga program tersebut sekitar 12 OPD dan 10 Puskesmas di Kabupaten Sumenep yang inovasinya lumayan berjalan dan tetap komitmen menjalankan programnya,” terangnya.

“Seperti halnya inovasi yang dilakukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan berinovasi ada program jemput bola yang luar biasa sederhana, tapi manfaatnya luar biasa. Pelayanan sederhana turun langsung ke desa-desa, hingga saat ini hampir 100 persen warga memiliki data kependudukan,” kata dia menambahkan.

Baca Juga :  Seperti Apa Keseruan Festival Musik Tong-tong se-Madura 2023 Nanti Malam? Ada 40 Grup yang Ikut

Masih kata Helmi, kegiatan ini salah satunya bertujuan memahami pentingnya inovasi untuk meningkatkan pelayanan publik.

“Bagaimana memulai mengembangkan dan mereplikasi inovasi pelayanan publik yang ada guna mendapatkan ide dan input dari fasilitator untuk mengembangkan embrio inovasi yang ada,” jelasnya.

Di samping itu, juga mampu mengembangkan inovasi yang ada secara optimal untuk berkontribusi terhadap penyelesaian permasalahan yang ada, serta menyusun dokumen inovasi yang lebih sistematis dan komprehensif.

“Selanjutnya keluaran dari kegiatan ini adalah bagaimana peserta memiliki ide pengembangan inovasi yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan, memperbaiki kualitas layanan, mampu mereplikasi inovasi yang telah berhasil,” timpalnya.

Pihaknya mengungkapkan, dengan tersusunnya dokumentasi inovasi yang lebih sistematis dan komprehensif, sehingga ke depan dapat dengan mudah dipelajari atau direplikasi oleh daerah lain.

“Selanjutnya bagian organisasi memiliki kapasitas, untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap inovasi yang dibuat oleh OPD,” tandasnya.***