Penulis: Madura Post | Editor:
PAMEKASAN, MaduraPost – Kepala Desa Waru Barat, Abddus Salam mendukung langkah pemerintah dalam upaya mengurangi beban masyarakat yang terdampak wabah Covid-19 dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang di alokasikan dari Program Dana Desa.
Namun Abdus Salam mengaku bahwa program BLT yang dialokasikan dari Program Dana Desa untuk desa Waru Barat Penuh dilema. Hal itu disebabkan jumlah warga Waru Barat yang Datang Dari Perantauan kurang lebih mencapai 1.200 Orang.
Hal itu disampaikan Abdus Salam menyikapi beberapa persyarakat warga yang akan mendapatkan Program BLT dari Dana Desa. Seperti, tidak masuk dalam daftar penerima PKH atau BPNT, Mata Pencahariannya hilang akibat Covid-19 dan mempunyai keluarga yang rentan terkena penyakit.
Sehingga Abdus Salam mengaku jika hal tersebut harus terpenuhi semua maka Desa Waru Barat dipastikan tidak bisa merealisasikan BLT tersebut. Namun jika syarat itu hanya sebagian maka Desa Waru Barat juga harus memperhitungkan jumlah anggaran yang akan di Alokasikan untuk Program BLT.
“Untuk merealisasikan Program BLT di Desa Waru Barat penuh dilematis mas, Karena jika semua harus kebagian, Dipastikan akan terjadi defisit anggaran,” Kata Abdus Salam, Sabtu (18/04/2020).
Merujuk pada Permendes Nomor 6 tahun 2020, Alokasi anggaran yang akan dialokasikan Pemerintah Desa Waru Barat untuk Program BLT kurang lebih 35 Persen dari total anggaran Dana Desa, Atau setara dengan Rp 490.000.000.
Total anggaran tersebut, Menurut Abdus Salam tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang akan menerima BLT, Maka konsekwensinya desa akan mengalami Defisit Anggaran.
Lebih lanjut Abdus Salam masih akan koordinasi dengan pihak kecamatan Waru terkait mekanisme penyaluran BLT tersebut.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya program tersebut, Agar masyarakat yang terdampak Covid-19 bisa merasakan kehadiran pemerintah. Tapi kami juga tidak mau dengan program ini justru menimbulkan gejolak dan sentimen Masyarakat,” Tuturnya. (Mp/liq/lam)