Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Pertunangan Bocah di Sampang Wujud Nazar Orangtua TKI untuk Pererat Ikatan Keluarga

Avatar
18
×

Pertunangan Bocah di Sampang Wujud Nazar Orangtua TKI untuk Pererat Ikatan Keluarga

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI: Di balik viralnya pertunangan bocah di Kabupaten, Madura, tersimpan kisah inspiratif tentang kesetiaan, pengorbanan, dan tekad dalam mempererat ikatan keluarga. (MaduraPost/Kompas Gramedia) 

PAMEKASAN, MaduraPost – Sebuah peristiwa pertunangan yang menggema di media sosial melibatkan seorang bocah berusia 7 tahun dari Desa Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, telah menginspirasi banyak orang.

Namun, di balik viralitasnya, tersimpan kisah inspiratif tentang kesetiaan, pengorbanan, dan tekad dalam mempererat ikatan keluarga.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Acara pertunangan ini ternyata bukanlah kebetulan, melainkan merupakan wujud nazar dari kedua orangtua sang mempelai, yang dulunya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

Kisah ini bermula dari suatu perpisahan yang mengharukan, ketika kedua orangtua mempelai harus berpisah selama delapan tahun lamanya saat menjadi TKI di Arab Saudi.

Baca Juga :  Ditengah Pandemi Virus Corona, Pengunjung dan Penjual di Pasar 17 Agustus Tidak Menggunakan Masker

Menyadari pentingnya menjaga tali silaturahmi dan kekeluargaan, kedua orangtua mempelai bersama-sama bernazar di Baitullah, Makkah, untuk menjodohkan anak-anak mereka.

Hal ini diharapkan dapat menjadi pengobat rindu dan sekaligus mempererat ikatan keluarga agar tidak lepas.

“Saat kami berada di Baitullah, kami bernazar bahwa anak kami akan dijodohkan dengan anak famili kami yang bertemu di Mekkah 8 tahun yang lalu,” ujar salah satu orangtua mempelai, Zahri, dengan penuh keikhlasan.

Kisah cinta ini semakin menyentuh hati ketika kedua orangtua mempelai harus berpisah saat sang ibu, Zainab, hamil tua, namun tetap menjalankan tugasnya sebagai pelayan jemaah haji di Arab Saudi.

Baca Juga :  Pabrik Milik Warga Negara Uzbekistan di Sumenep Terbakar

Anak yang dilahirkan, pun diasuh oleh anggota keluarga, menambah kesatuan keluarga yang erat.

Meski pertunangan ini masih resmi, keluarga calon besan telah memberikan banyak dukungan dan pemberian kepada sang mempelai sebagai tanda kasih sayang dan pengakuan terhadap ikatan keluarga yang kuat.

Namun, seperti kebanyakan kisah, tidaklah selalu mulus. Rencana untuk meresmikan pertunangan ini sempat menuai pertentangan di keluarga Zahri, terutama dari ayah dan ibu angkat sang mempelai.

Baca Juga :  Misteri Suara Tangisan di Markas Polres Sampang: Benarkah Warisan Kuburan Masa Lalu?

Namun, demi menjaga hubungan kekerabatan yang rapat, akhirnya pertunangan pun diresmikan.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati, mengungkapkan bahwa budaya pertunangan ini adalah bagian dari upaya untuk mempererat tali silaturahmi dan tali kekeluargaan.

“Meskipun pernikahannya akan dilaksanakan saat anak-anak sudah lulus kuliah,” kata Maria.

Dalam menghadapi fenomena ini, BKKBN berharap agar Pemerintah Daerah terus memberikan sosialisasi tentang bahaya menikah muda atau pernikahan anak.

“Sehingga generasi mendatang dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk masa depan mereka,” ujarnya.***