PAMEKASAN, Madurapost.id – Perajin batu asah atau ghengsean di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengungkap di balik karyanya yang hanya terjual Rp 8 ribu. Padahal proses pembuatannya, tidaklah mudah, di antaranya menggunakan linggis, palu besar, dan cangkul.
Perajin tersebut adalah Dukiman warga Dusun Mangkon, Desa Rekkerek, Kecamatan Palengaan. Menurutnya, harga batu asah Rp 8 ribu ketika diambil para tengkulak yang akan dikirim keluar madura.
“Banyak ribuan batu asah hasil karya para penggiat dan batu asah di ambil dari hasil pengerukan bukit lawu (labuh). Batu tidak sembarang batu yang bisa dijadikan asah, karena batu yang bisa membuat ketajaman pisau, clurit, pedang, dan alat sajam lainnya harus batu yang mengandung kristal metalik,” kata Dukiman, Rabu (22/7/2020).
Ia mengungkapkan, bahwa kebiasaannya dalam membuat batu asah tersebut sudah dilakukan mulai dari nenek moyangnya beberapa tahun silam.
“Kami membuat batu batu asah ini sudah titisan dari buyut yang turun temurun dan tidak sembarangan orang bisa membuat menggunakan linggis (rajheng) dan palu besar (parron),” ujarnya.
Sebab ketika mematok batu lalu salah maka akan hancur, sehingga sisanya tidak jadi batu asah. Dengan begitu, jadi perajin batu asah tidak bisa dilakukan sembarang orang.
Bagi dia, usaha kecil ini jarang diperhatikan pemerintah. Misalkan dalam memfasilitasi bantuan, seperti alat modern yang dapat membantu. Padahal batu asah ini bisa jadi omzet besar bagi masyarakat pembuat batu asah. (mp/nal/rus)