SUMENEP, MaduraPost – Pemasangan portal elektronik di Pasar Anom Baru Sumenep, Madura, Jawa Timur, menuju satu bulan masa uji coba mendapatkan respon positif masyarakat.
Portal elektronik ini baru di pasang pada 22 Januari 2024 lalu. Namun hingga 20 Februari 2024, penerapan pintu keluar masuk pengunjung terlihat bagus secara signifikan.
Animo masyarakat juga terlihat sangat bagus menyambut penerapan portal elektronik tersebut.
“Masyarakat yang awalnya kurang suka dengan adanya portal, lambat laun kami bersama staf di pasar, koordinasi juga dengan dinas terkait, akhirnya mereka sadar bahwa dapat meminimalisir adanya kehilangan kendaraan,” kata Kepala UPT Pasar Anom Baru Sumenep, Ibnu Hajar, saat diwawancara MaduraPost di ruang kerjanya, Selasa (20/2).
Dalam perjalanannya, para pengunjung akan mendapatkan tiket masuk dari portal elektronik tersebut. Jika tiket hilang, maka hanya menunjukkan STNK saja.
Diketahui, satu-satunya di Madura yang memiliki portal elektronik hanyalah Pasar Anom Baru Sumenep.
Sementara untuk penghuni pasar alias pemilik toko mendapatkan kartu berlangganan dari UPT Pasar Anom Baru Sumenep.
Sejauh ini, pihaknya mengklaim, bahwa tidak ada kendala dalam penerapan portal elektronik di pasar tersebut.
“Kendalanya hanya ketika mati listrik saja, tapi kami rencana ke depan akan menyediakan Genset,” kata Ibnu.
Ibnu mengatakan, paling banyak pengunjung masuk dan keluar melalui pintu utama depan di sisi barat pasar.
Ibnu menegaskan, petugas pasar tidak boleh menarik retribusi parkir selain menggunakan portal elektronik.
“Karena yang wajib bayar hanya di portal. Kalau di dalam itu bukan tanggung jawab dinas, karena itu sudah ada sejak tahun 1995. Berdirinya Pasar Anom, petugas parkir itu sudah ada,” kata Ibnu menjelaskan.
“Tapi kami imbau pada mereka untuk tidak memaksa. Mereka dikasih ya ambil, nggak dikasih jangan maksa, seikhlasnya saja. Karena mereka juga bekerja, merapikan sepeda motor dan ditata agar tidak sulit keluar masuknya,” sambungnya lebih lanjut.
Penertiban parkir menurutnya tetap diupayakan sebaik mungkin agar tertata rapi dan tidak sembarangan.
Tujuannya, agar menjaga dan menghindar kasus kehilangan kendaraan bermotor.
Ibnu mengungkapkan, ada dua titik lokasi tempat parkir di Pasar Anom Baru Sumenep, hal itu diklaim sudah berjalan sejak dulu.
Titik parkir tersebut berada di pintu masuk depan dan di kawasan tengah pasar.
Dia menilai, adanya portal elektronik ini berdampak bagus secara cepat hingga animo masyarakat begitu baik.
“Tukang becak setiap hari kami pantau agar tidak seenaknya keluar masuk pasar,” kata Ibnu.
Pihaknya kini juga sudah menempelkan pamflet imbauan agar tetap berhati-harti saat memasuki sistem portal elektronik pasar.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep, Idham Halil, menjelaskan soal anggaran portal elektronik pasar yang berlokasi di jantung Kota Sumenep itu.
Di mana, anggaran penerapan portal elektronik tersebut dialokasikan dua tahap, yakni pada tahun 2022 dan 2023.
Anggaran pertama di tahun 2022 digelontorkan sekitar Rp700 juta melalui APBD Sumenep.
Kemudian dilanjutkan pada anggaran 2023 sekitar Rp700 juta. Total keseluruhan pemasangan portal elektronik di Pasar Anom Baru Sumenep mencapai Rp1,2 miliar.
“Untuk yang anggaran pertama 2022 itu dipasang di get 1 pintu utama pasar sisi barat. Kemudian yang 2023 itu dipasang di get 2 dan 3, pintu sisi selatan dan utara,” kata Idham menerangkan.
Idham mengatakan, dengan adanya portal elektronik tersebut pastinya akan berdampak pada PAD retribusi pasar.
“Begitu masuk pasar mereka ambil tiket dan baru bayar saat keluar. Dibandingkan dengan yang manual dulu, itu cukup banyak aduan. Ini yang membedakan sekarang,” ungkapnya.
Sementara untuk kartu langganan portal elektronik itu, Idham mengatakan, bahwa hanya untuk para pedagang pasar.
Kartu langganan ini sifatnya gratis. Sekitar 800 lebih pedagang di Pasar Anom Baru Sumenep wajib memiliki kartu langganan portal elektronik tersebut.
Untuk kartu langganan itu dianggarkan oleh Pemkab Sumenep. Pihaknya menyebut, di anggaran tahun 2022 sebanyak 200 kartu dan tahun 2023 juga 200 kartu tercetak.
Kemudian, di tahun 2024, BPRS Bhakti Sumekar memberikan dana CSR untuk pembuatan kartu langganan portal elektronik Pasar Anom Baru Sumenep sebanyak 500 kartu.
Total keseluruhan hingga saat ini hampir 900 kartu langganan sudah dimiliki oleh pedagang pasar.
“Dan sebagian juga digunakan oleh penanggung jawab pasar berikut stafnya,” tutur Idham.
Kartu langganan ini ternyata memiliki masa atau batas waktu pemakaian, bisa 30 hingga 60 hari.
“Tergantung ya, karena itu kan harus top up dulu, jika tidak ada saldo, maka harus di isi kembali,” terang Idham.
“Tapi tindak lanjut ke depan, mungkin masyarakat juga bisa menggunakan kartu langganan itu, tapi bukan sekarang,” kata Idham.
Di tanya soal retribusi pasar di tahun ini, Idham optimis tembus di angka Rp2, miliar 20 juta.
Dengan kata lain, target PAD retribusi pasar akan tercapai. Alasannya, karena ada Perda baru yang mengatur terkait dengan tarif retribusi.
“Kalau yang target tahun kemarin hanya Rp2 miliar, itu menggunakan Perda lama. Tapi kalau Perda yang baru ini pastinya kenaikan yang signifikan. Insyaallah tahun ini masuk target itu,” pungkasnya.***






