Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Pelukan Mesra Bupati Sampang Bikin Buyar Peserta Aksi yang Menunggu Hingga Larut Malam

Avatar
6
×

Pelukan Mesra Bupati Sampang Bikin Buyar Peserta Aksi yang Menunggu Hingga Larut Malam

Sebarkan artikel ini
Hasil Tangkapan Layar Dari Video Saat Bupati Sampang Menemui Peserta Aksi Didepan Kantornya

SAMPANG, MaduraPost – Massa aksi dari Aliansi Masyarakat Sampang (AMS) tetap bertahan di depan kantor Pemerintah Daerah menunggu Bupati Sampang hingga larut malam.

Mereka berjanji tidak akan membubarkan diri sebelum bertemu dengan Bupati Sampang Untuk menyampaikan tuntutannya terkait pelaksanaan Pilkades Serentak di Kabupaten Sampang.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Meski sempat ditemui oleh H.Abdullah selaku Wakil Bupati Sampang, namun peserta aksi tetap menunggu Bupati yang informasinya sedang ada agenda ke Jakarta.

Baca Juga :  Di Pamekasan, Pemuda Hadirkan Aplikasi Kebersihan Lingkungan: Kertaspedia

Massa aksi yang bertahan di Depan Pemda hingga larut malam akhirnya langsung ditemui Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi sekira jam 23.00 WIB.S

Sambil merangkul pundak salah satu korlap aksi, Bupati Sampang mengatakan bahwa dirinya baru pulang dari Jakarta setelah bertemu dengan ketua BPK dan langsung pulang untuk menemui para peserta aksi.

Baca Juga :  Pemkab Sumenep Tegas! Agen LPG Nakal Tak Akan Dibiarkan

Dihadapan para korlap, H.Idi berjanji akan menerima semua aspirasi yang berkaitan dengan kemajuan dan pembangunan kabupaten Sampang.

“Saya siap membahas tentang Pilkades dan pembangunan di Kabupaten Sampang. apapun yang mau dibahas kita bahas bersama tapi dengan cara yang baik,” tandas H idi.

Meski belum menyampaikan tuntutan karena waktu yang sudah larut, Namun para peserta aksi membubarkan diri setelah satu persatu dari para korlap mendapat pelukan hangat dari orang nomor satu di Kabupaten Sampang.

Baca Juga :  Peduli Sosial, Rumah Rakyat Bantu Nenek Yang Nyaris Tak Dapat Bantuan Pemerintah

Sementara itu, H. Mino selaku koordinator Aksi mengatakan bahwa tidak dibacanya tuntutan karena waktu yang dianggap kurang etis.

“Kami akan kordinasi dengan saudara – saudara, terutama dengan koordinator. kita akan melakukan pertemuan dengan Bupati untuk membacakan tuntutan baik itu di publik atau melalui Zoom,” Kata H Mino.