PAMEKASAN, MaduraPost – Realisasi proyek pengaspalan di Dusun Laok, Desa Tlesah, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur diduga dikerjakan tidak sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan diduga hanya dijadikan sarana korupsi oleh pelaksana.
Pasalnya, realisasi proyek yang baru selesai pengerjaannya pada sekira bulan Desember 2020 yang lalu tersebut, saat ini sudah rusak parah dan amburadul. Sehingga menjadi polemek dan keluhan pada masyarakat setempat.
Tak hanya itu, realisasi proyek abal-abal tersebut tidak jelas sumber dananya dari mana serta diduga telah melabrak peraturan perundang-undangan Nomer 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik. Sebab dilokasi proyek tidak terpampang papan informasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut salah seorang warga setempat, bahwa pengaspalan itu sudah rusak sekitar kurang lebih satu minggu yang lalu, sehingga buat masyarakat sekitar merasa geram.
“Jujur mas, saya dan tentunya warga yang merasa kecewa dan sangat geram terhadap pengaspalan itu. Masak baru berumur kurang lebih dua bulan sudah amburadul seperti itu, dan kalau tidak salah sekitar satu minggu yang lalu pengaspalan itu yang rusak parah,” kata salah seorang warga yang tidak mau namanya dipublikasikan, Minggu (7/2/2021).
Maka oleh karena itu, kata dia, pihaknya dan tentu masyarakat yang lain meminta agar realisasi proyek tersebut secepatnya diperbaiki dan bongkar ulang.
“Saya mewakili warga yang lain, meminta dengan tegas kepada pihak-pihak yang berkompeten agar pengaspalan itu secepatnya dibongkar ulang dan diperbaiki, kalau tidak jangan salahkan kami bertindak sendiri,” kesalnya.
Iya menambahkan, kalau pelaksana proyek seperti itu yang dapat dikatakan manusia penghisap darah manusia lainnya, dan ia juga mengatakan, kalau realisasi proyek seperti itu yang dapat membuat pelaksananya cepat beli mobil baru dan bikin rumah baru.
“Artinya pelaksana proyek yang seperti itu yang bisa buat bangsa dan negara ini hancur. Bagaimana tidak, wong uang proyek dari Pemerintah itu tujuannya adalah untuk mensejahterakan rakyatnya yang berkeadilan, bukan untuk proyek yang belum nikmati sudah hancur seperti itu,” tambahnya.
Sementara itu, Saleh warga Desa Branta selaku pelaksana dari proyek tersebut, melalui temannya bernama Pepeng yang mengaku seorang Wartawan mengatakan dan berjanji akan memperbaiki bagian realisasi proyek yang sudah rusak tersebut.
“Iya mas, akan segera diperbaiki,” kata Pepeng pada saat ditemui salah satu awak media di sekitar Kampus STAIN Pamekasan beberapa waktu yang lalu. (Mp/nir/uki/kk)