SAMPANG, MaduraPost — Di sebuah ruangan sederhana di kantor pusat PT Arfa Travel dan Tour, deretan calon jemaah umrah duduk rapi menunggu giliran. Bukan untuk mengikuti manasik atau menerima perlengkapan ibadah, melainkan untuk mengurus paspor—dokumen penting yang biasanya harus diurus jauh ke kota.
Hari itu, Rabu, 6 Agustus 2025, kantor travel yang terletak di dekat Pondok Pesantren Al-Baidhowiyah, Dusun Langsalebar Laok, Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, berubah menjadi tempat pelayanan imigrasi dadakan. Tak ada suara antrean panjang seperti di kantor imigrasi, hanya raut wajah jemaah yang tampak lega dan tenang.
Semua itu berkat kerja sama antara PT Arfa Travel dan Tour dengan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Pamekasan. Melalui program layanan jemput bola, petugas imigrasi turun langsung ke lokasi travel untuk memfasilitasi pembuatan paspor jemaah, terutama mereka yang tinggal di wilayah pelosok Madura atau lanjut usia.
KH Mahrus, M.Pd., Direktur PT Arfa Travel dan Tour, mengatakan kerja sama ini bukan sekadar strategi pelayanan, tapi bentuk kepedulian terhadap kebutuhan jemaah yang kerap diabaikan.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Imigrasi Pamekasan. Kehadiran mereka di kantor kami membuat proses administrasi jauh lebih mudah bagi para jemaah,” ujar Mahrus, ditemui di sela kegiatan.
Menurut Lora Mahrus, program ini selaras dengan semangat PT Arfa Travel dalam memberikan pelayanan menyeluruh, dari awal pengurusan dokumen hingga jemaah siap diberangkatkan ke Tanah Suci.
“Kami ingin mereka merasa dimuliakan, bahkan sejak proses pertama,” tambahnya.
Program ini menjadi angin segar, terutama bagi jemaah seperti Heriyanto, warga desa yang telah lama mendaftar umrah bersama keluarganya. Baginya, perjalanan ke kantor imigrasi di Pamekasan bukanlah perkara mudah. Waktu, biaya transportasi, dan stamina menjadi kendala tersendiri.
“Pelayanan di kantor Arfa ini sangat membantu. Tak perlu jauh-jauh ke kota, tak perlu antre lama. Kami merasa dihormati dan dimudahkan,” katanya dengan senyum sumringah.
Program ini mengandalkan skema Easy Paspor dari Imigrasi Pamekasan. Para petugas hadir dengan perangkat lengkap: dari alat foto biometrik hingga pengambilan sidik jari. Prosesnya cepat, efisien, dan tak kalah dari pelayanan di kantor resmi.
Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Pamekasan, dalam keterangannya, menyebut program ini sebagai bentuk adaptasi layanan publik yang humanis.
“Kami ingin mendekatkan pelayanan ke masyarakat, bukan menunggu masyarakat mendatangi kami.”
Seiring makin meningkatnya minat masyarakat Madura untuk melaksanakan ibadah umrah, program seperti ini terasa relevan. Tak hanya memudahkan secara teknis, tetapi juga memberi ketenangan batin bagi jemaah yang sejak awal merasakan pelayanan yang ramah dan manusiawi.
Di tengah lalu lintas kebijakan dan birokrasi yang kadang rumit, kehadiran pelayanan langsung di desa semacam ini menjadi napas segar. Bagi banyak jemaah, urusan paspor yang dulunya terasa jauh dan berat, kini cukup ditempuh dengan berjalan kaki ke kantor travel terdekat.
Dengan layanan seperti ini, berangkat ke Tanah Suci tak lagi terasa sebagai perjalanan yang rumit, melainkan awal dari pengalaman spiritual yang dimudahkan sejak langkah pertama.






