SAMPANG, MaduraPost – Direktur People’s Association Forum (PAF) Sunawar, mempertanyakan parameter Bupati Sampang Slamet Junaidi dinobatkan ‘Bapak Pembangunan’ dalam suatu event acara di Sampang.
Menurutnya, penobatan tersebut dinilai belum mendapatkan kajian matang. Sebab Bupati masih belum tuntas memimpin daerah namun gelar atau sandang sudah mendadak diorbit.
“Tidak usah jauh-jauh kalau hanya mau melihat Sampang dari sisi pembangunan. Banjir saja masih belum maksimal ditangani pemerintah,” kata Alumnus Universitas Jember tersebut, Selasa (2/3).
Kemudian, Sunawar mempertanyakan indikator penobatan tersebut. Di antaranya adalah indeks atau kurva pembangunan selama Bupati Slamet menjabat, terutama di tingkat desa, dan kecamatan.
“Patokannya jangan terpaku pada program, tapi hasil dari program. Progam banyak tapi tidak terealisasi, itu sama saja programnya tidak berjalan,” ujarnya.
Selain itu, Kabupaten Sampang di tingkat provinsi, bukanlah termasuk daerah maju. Bahkan bila dibandingkan dengan empat daerah lain di Madura, Sampang justru paling tertinggal.
“Dalam perspektif saya, penobatan bapak pembangunan itu keburu diberikan. Sementara Bupati Slamet masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Sunawar juga mempertanyakan pejabat baru lainnya, seperti Wakil Bupati Sampang Abdullah Hidayat yang mendapatkan gelar ‘Bapak Desa’.
Ia tidak ingin publik dan masyarakat dikibuli oleh sebuah prestasi yang tidak jelas parameter, kajian, dan indikatornya.
“Lihat saja Sampang dari mata sederhana. Masyarakat tentu lebih tahu kondisi dari dulu sampai sekarang. Artinya jangan buat ini-itu jika hanya mau disanjung pejabat namun rakyat yang dikorbankan,” pungkasnya.
(mp/red)






