PAMEKASAN, MaduraPost – Di balik sejarah panjang Islam, seringkali muncul kisah-kisah yang memukau dan menggugah hati. Salah satunya adalah kisah KH. Abdul Hamid bin Itsbat, seorang ulama asal Madura yang mengejutkan penduduk Makkah pada tahun 1931.
Pada tahun tersebut, penduduk Makkah dibuat heboh dengan penemuan jasad KH. Abdul Hamid yang masih utuh dan sedang berada dalam posisi sujud saat kuburannya dibongkar.
Kejadian tersebut lantas mengundang rasa kagum dan takjub dari masyarakat Makkah. Meskipun begitu, penggalian tidak dilanjutkan sebagai bentuk penghormatan terhadap keistimewaan spiritual yang dimiliki oleh tokoh ulama ini.
Kisah ini segera menyebar di kalangan masyarakat, dan banyak yang percaya bahwa ini adalah tanda karamah, atau keistimewaan spiritual, yang dimiliki oleh ulama tersebut.
KH. Abdul Hamid merupakan salah satu pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Banyuanyar di Pamekasan, Madura. Pesantren ini menjadi tempat pembinaan dan penyebaran ilmu agama Islam hingga saat ini.
Beliau terkenal ketekunannya dalam mencari ilmu sampai akhir usianya masih tetap belajar. Saking semangatnya, beliau merantau pergi ke Makkah untuk berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani.
Sepulang dari Makkah, kemudian beliau naik haji sekaligus kembali menuntut ilmu kepada sang mahaguru ulama Makkah tersebut. Pada momen ini pula, beliau wafat di Makkah al-Mukarramah lalu dikebumikan di sebelah barat pemakaman Ma’la.
Dari peristiwa wafatnya ini, terungkap jika KH. Abdul Hamid memiliki sebuah karamah yakni jasadnya tetap beribadah dalam kubur, yang menandakan insyarat ketekunan mencari dan menimba ilmu.
Setiap tanggal 17 Ramadan, haul akbar pesantren dan para alumni diadakan untuk mendoakan pesantren serta Almarhum KH. Abdul Hamid bin Itsbat.
Kisah tentang KH. Abdul Hamid menjadi bagian dari warisan spiritual yang memperkaya khazanah keislaman, dan terus menjadi inspirasi bagi banyak orang hingga saat ini.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa kebesaran dan keajaiban tak terbatas Allah SWT bisa dimanifestasikan melalui hamba-Nya yang saleh seperti KH. Abdul Hamid.***