Baginya, dengan kekuatan Kartini milienial hari ini, kekuatan perempuan tidak berada pada paras cantik saja. Jika ingin mengubah nasib, dengan lantang dia katakan, perempuan mempunyai peran penting di dunia ini.
“Saya mengajak seluruh kaum perempuan di Sumenep baik itu mahasiswa ataupun emak-emak, mari untuk sadar. Perempuan mempunyai peran penting di dunia ini. Karena pada dasarnya perempuan itu juga mempunyai posisi di masing-masing elemen baik di kursi politik kursi sosial bahkan di kursi pemerintahan,” paparnya.
Meski hujatan media sosial (Medsos) tengah mengikat, mempersekusi, bahkan mengalir diporos perjuangannya, perempuan 20 tahun ini menolak gertakan itu sebagai tangga kesuksesan.
“Terkait buliying dan penilaian yang nggak-nggak atau macam-macam diluar sana. Ketika saya di lapangan, saya anggap itu merupakan sebuah tangga utama bagi saya untuk menggapai tangga selanjutnya,” timpalnya.
Secara psikis, Dinda pun memberikan tameng. Dirinya lebih menggiring keberhasilan tidak akan mengkhianati proses.
“Saya tegaskan hari ini, saya tidak merasa down, tetap bermental juang. Saat ada beberapa persoalan yang perlu di kawal,” tegasnya.
Kunci sukses, kata dia, adalah perempuan yang tidak hanya menyelesaikan persoalan hidup di dapur, kasur, dan sumur. Akan tetapi, mereka yang tegas melawan hidup secara mengakar.
“Jadi perempuan di Sumenep harus berani speak up, berani maju, berani menampakkan diri, dan harus berani menjadi diri sendiri. Apalagi ketika hak-haknya yang dirampas,” tuturnya.
Apalagi, sambungnya, perempuan mempunyai peran penting di dalam memperjuangkan hak-haknya secara pribadi.
“Dan hak-hak rakyat khususnya di Kabupaten Sumenep ini,” tukasnya. (Mp/al/kk)






