MANAJEMEN sumber daya manusia (SDM) tidak hanya sekadar pengelolaan tenaga kerja, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan hak-hak individu.
Dalam pandangan saya, pendekatan Islami dalam manajemen SDM adalah solusi komprehensif untuk menghadirkan keadilan, keberkahan, dan produktivitas dalam dunia kerja.
Pendekatan Islami ini mengedepankan adab dan akhlak sebagai landasan utama. Adab, yang mencakup sopan santun dan penghormatan terhadap sesama, sangat penting dalam membangun hubungan kerja yang harmonis.
Sementara itu, akhlak seperti kejujuran, amanah, dan keadilan menjadi panduan moral dalam pengambilan keputusan.
Bagi saya, penerapan nilai-nilai ini tidak hanya menciptakan suasana kerja yang kondusif tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab setiap individu dalam organisasi.
Manajemen SDM Islami juga mengintegrasikan aspek-aspek modern dari human resource management (HRM) dengan nilai-nilai syariat.
Mulai dari perekrutan hingga pengelolaan kinerja, pendekatan Islami memberikan sentuhan yang lebih manusiawi dan adil. Sebagai contoh, proses perekrutan tidak hanya menilai kompetensi teknis tetapi juga moralitas calon karyawan.
Hal ini sesuai dengan prinsip Islam yang menempatkan amanah dan integritas sebagai syarat utama bagi seseorang yang diberi tanggung jawab.
Pelatihan dan pengembangan karyawan juga menjadi aspek penting. Saya percaya bahwa mendidik karyawan untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensinya adalah bagian dari tanggung jawab organisasi.
Ini sejalan dengan ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk terus menuntut ilmu. Salah satu aspek paling menarik dalam manajemen SDM Islami adalah sistem penggajian.
Islam menekankan pentingnya keadilan dalam memberikan upah. Pengusaha diwajibkan memberikan gaji yang layak sesuai dengan kontribusi karyawan, dan yang terpenting, membayar tepat waktu.
Hadis Rasulullah SAW yang berbunyi “Berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya” (HR. Ibnu Majah) adalah bukti nyata bahwa Islam sangat memperhatikan hak-hak pekerja.
Dalam pandangan saya, prinsip ini harus menjadi standar universal dalam dunia kerja. Gaji yang adil dan pembayaran tepat waktu bukan hanya soal memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga wujud penghormatan terhadap martabat pekerja.
Selain itu, pemberian insentif atau bonus sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras juga dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.
Kesimpulannya adalah manajemen SDM Islami adalah pendekatan holistik yang tidak hanya mengutamakan efisiensi tetapi juga keberkahan.
Dengan menerapkan nilai-nilai adab dan akhlak, serta prinsip-prinsip syariat, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, produktif, dan bermartabat.
Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja.
Dengan begitu, kita tidak hanya mencapai tujuan organisasi tetapi juga mendapatkan ridha Allah SWT. Manajemen SDM Islami adalah jalan menuju harmoni, keberkahan, dan kesuksesan bersama.***
Penulis adalah mahasiswa Institut Agama Islam Tazkia Sentul Bogor, jurusan Bisnis Syariah, latar organisasi aktif di Lembaga Dakwah Kampus (LDK)