Mengawal Madrasah di Tanah Madura: Komitmen Nurul Huda dari Reses ke Ruang Anggaran

Avatar

- Jurnalis

Minggu, 29 Juni 2025 - 15:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Politisi Partai Persatuan Pemangunan (PPP) saat menggelar reses di Desa Aeng Sareh Sampang (foto: istimewa for madurapost).

Politisi Partai Persatuan Pemangunan (PPP) saat menggelar reses di Desa Aeng Sareh Sampang (foto: istimewa for madurapost).

SAMPANG, MaduraPost — Sabtu pagi itu, udara di Desa Aeng Sareh, Kabupaten Sampang, terasa sedikit lebih hangat dari biasanya. Di tengah semilir angin musim kemarau, warga berkumpul di sebuah balai desa sederhana. Tak sekadar temu warga biasa, hari itu menjadi ruang harapan bagi banyak pengelola lembaga pendidikan Islam yang selama ini berjalan dengan segala keterbatasan.

Ra Huda, anggota DPRD Jawa Timur dari Fraksi PPP, datang dengan membawa pesan politik yang tak hanya sekadar janji. Di hadapan tokoh masyarakat, pemuda, dan sejumlah guru madrasah, ia berbicara tentang sesuatu yang kerap luput dari sorotan prioritas: nasib lembaga pendidikan Islam di Madura.

“Saya akan kawal dan dorong agar pemerintah provinsi menambah alokasi anggaran untuk madrasah di Madura,” ujar Nur Huda dalam suara yang tenang tapi tegas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Baca Juga :  Lihat Bukti Visum, Guru Pukul Siswa di Sampang Terancam Pidana

Lelaki yang dikenal dengan sapaan  Ra Huda itu tidak sedang menabur janji kosong. Ia berbicara tentang Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) yang selama ini menjadi salah satu sumber utama kelangsungan kegiatan belajar-mengajar di madrasah, pondok pesantren, hingga TPQ. Di balik angka-angka APBD yang seringkali kaku dan teknokratis, ada kebutuhan nyata yang dirasakan langsung oleh lembaga-lembaga kecil berbasis keagamaan di pelosok desa.

Ra Huda paham betul bahwa selama ini ada semacam ketimpangan. Sekolah-sekolah negeri mendapatkan porsi besar dalam kebijakan pendidikan, sementara lembaga swasta keagamaan seperti madrasah harus berjibaku dengan kekurangan. Ia menyebut kondisi ini sebagai bentuk ketidakadilan struktural yang perlu diluruskan.

“Madrasah bukan pelengkap. Mereka pilar penting dalam membangun karakter generasi muda kita,” katanya.

Bagi masyarakat Madura, peran lembaga pendidikan Islam tidak hanya menyangkut transfer ilmu keagamaan. Ia juga menjadi ruang sosial yang menghidupkan nilai-nilai lokal, solidaritas, bahkan menjaga moralitas di tengah derasnya arus zaman. Guru ngaji, ustaz TPQ, pengasuh pondok: mereka semua bagian dari ekosistem pendidikan yang selama ini berjalan dengan daya juang dan pengabdian.

Baca Juga :  Raih Dukungan Signifikan, Paslon Berbakti Unggul di Pantura Pamekasan

Namun pengabdian saja tak cukup. Ada kebutuhan yang mendesak: dukungan anggaran yang layak dan berkelanjutan.

Ra Huda menyadari itu. Ia pun menegaskan bahwa perjuangannya tak akan berhenti di forum reses semata. Ia berjanji mengawal aspirasi ini sampai ke meja rapat Badan Anggaran di DPRD Provinsi Jawa Timur.

“Karena proses pendidikan di madrasah dan TPQ ini tidak berhenti. Maka, anggarannya juga perlu terus kita dorong agar bertambah dan berkelanjutan,” ujarnya.

Pernyataan itu bukan hanya tentang angka, tapi soal keberpihakan. Di Madura, di mana lembaga pendidikan Islam telah lama menjadi penyangga nilai dan jati diri masyarakat, keberpihakan seperti ini lebih dari sekadar simbol politik. Ia adalah bagian dari upaya panjang untuk memastikan bahwa anak-anak di pelosok desa tak tertinggal dalam hal akses dan kualitas pendidikan.

Baca Juga :  Stop Narkoba, Komitmen Polsek Sokobanah Menyambut HUT Kabupaten Sampang ke 398

Di tengah keterbatasan, masih banyak guru yang mengajar tanpa upah tetap, hanya mengandalkan honor yang datang tak menentu. Madrasah masih berdiri tanpa fasilitas memadai. TPQ masih mengandalkan papan tulis tua dan kitab lusuh yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Ra Huda mungkin bukan tokoh pertama yang berbicara tentang ini. Tapi jika benar ia mengawal hingga tuntas, maka langkahnya akan tercatat sebagai bagian dari perjuangan panjang para pendidik kampung—yang selama ini berjalan sunyi, namun terus menyalakan cahaya.

Penulis : Imron Muslim

Editor : Nurus Solehen

Sumber Berita : MaduraPost.net

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PKB Bangkalan Pastikan Dukung Total Lukman–Fauzan Tetap di Rel Visi-Misi
NasDem Bangkalan Tanam Semangat Politik Baru: Pemuda Jadi Motor Perubahan
Doa Bersama dan Tasyakuran YPSBK Madura Teguhkan Komitmen Kemanusiaan dan Persatuan Bangsa
Kantor Korda NasDem Madura Raya Diresmikan di Sumenep
MH. Said Abdullah Tegaskan Pentingnya Empat Pilar di Kalangan Pemuda
Akis Jasuli Terima Mandat Pimpin NasDem Sumenep 2025–2029
Akis Jasuli, Sosok Muda yang Menyulut Gairah Baru di Panggung Politik Madura
MK Akhiri Sengketa Pilkada, Paslon Kharisma Resmi Pimpin Pamekasan

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 21:59 WIB

PKB Bangkalan Pastikan Dukung Total Lukman–Fauzan Tetap di Rel Visi-Misi

Minggu, 21 September 2025 - 17:33 WIB

NasDem Bangkalan Tanam Semangat Politik Baru: Pemuda Jadi Motor Perubahan

Selasa, 5 Agustus 2025 - 21:55 WIB

Doa Bersama dan Tasyakuran YPSBK Madura Teguhkan Komitmen Kemanusiaan dan Persatuan Bangsa

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:05 WIB

Kantor Korda NasDem Madura Raya Diresmikan di Sumenep

Senin, 30 Juni 2025 - 14:31 WIB

MH. Said Abdullah Tegaskan Pentingnya Empat Pilar di Kalangan Pemuda

Berita Terbaru

Polisi saat menggerebek minyak goreng oplosan yang berada di dusun polay timur desa bira tengah (sumber foto: hasil capture foto dari video yang beredar).

Hukum & Kriminal

Pelaku Minyak Kita Ilegal di Sampang Dilepas, Publik Sorot Dugaan Mahar

Kamis, 16 Okt 2025 - 09:12 WIB