Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Lebaran di Ruang IGD, Kisah Dedikasi Tenaga Medis Pamekasan: dr. Regi dan Kiki

Avatar
7
×

Lebaran di Ruang IGD, Kisah Dedikasi Tenaga Medis Pamekasan: dr. Regi dan Kiki

Sebarkan artikel ini
Dua tenaga medis di RSUD Smart Pamekasan, dr. Regi dan Kiki tidak bisa menyambut momentum Idulfitri 1445 Hijriah dengan keluarga, mereka mempersembahkan diri bagi kemanusiaan, lewat tugas dan profesinya. (MaduraPost/JP)

PAMEKASAN, MaduraPost – Di tengah gemerlap lampu dan suara takbir yang menggema, suasana Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah memiliki arti yang berbeda bagi sebagian orang, khususnya bagi mereka yang berprofesi di garda terdepan layanan kesehatan.

Momen Idulfitri yang biasanya dirayakan dengan kehangatan keluarga, bagi Dr. Regi dan Kiki, menjadi waktu dimana mereka mempersembahkan diri bagi kemanusiaan, lewat tugas mulia di IGD RSUD dr. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan, Jawa Timur.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Regi, seorang dokter muda berusia 24 tahun asal Jakarta Selatan, telah memilih untuk menghabiskan malam Lebaran tahun ini di rumah sakit, berada di sisi pasien yang membutuhkan perawatan mendesak.

Baca Juga :  RSUDMA Sumenep Aplikasikan Semangat Kemerdekaan dalam Layanan Kesehatan

Cerita serupa juga datang dari Kiki, seorang perawat berusia 23 tahun, yang berasal dari Jawa Tengah. Keduanya menggambarkan bagaimana dedikasi dan komitmen terhadap profesi bisa mengatasi kerinduan mereka pada keluarga di momen spesial.

“Malam Lebaran buat kami mungkin terlihat berbeda. Kami berdua, bersama tim medis lainnya, tetap siaga, memastikan bahwa setiap pasien yang membutuhkan pertolongan bisa terlayani,” tutur dr. Regi, yang sudah beberapa tahun merasakan Lebaran jauh dari rumah.

Meski rasa sedih dan rindu menghampiri, ia menyadari bahwa tanggung jawab sebagai dokter tidak mengenal waktu.

Kiki, dengan suara lembut namun penuh ketegaran, mengungkapkan bagaimana ia harus menerima kenyataan tidak bisa bersama keluarga di hari raya.

Baca Juga :  Upaya Achmad Baidowi Sejahterakan Guru Ngaji dan Madin di Pamekasan

“Lebaran kali ini, saya hanya bisa berkomunikasi dengan keluarga lewat video call. Tapi saya berusaha mengambil sisi positifnya, kami tidak sendirian. Ada pasien dan keluarga pasien yang juga merasakan hal serupa,” ujarnya.

Lebaran di rumah sakit tidak selalu suram. Ada momen-momen hangat yang tercipta, seperti saat keluarga pasien atau rekan sejawat membawa makanan khas Lebaran untuk mereka yang bertugas.

Gestur kecil ini menjadi pengingat akan semangat kebersamaan dan kepedulian, bahkan di situasi yang tidak biasa.

Kisah dr. Regi dan Kiki menjadi cermin bagi banyak dari kita tentang pengorbanan dan dedikasi tanpa batas. Di saat banyak dari kita merayakan Lebaran bersama keluarga, ada pula mereka yang mengorbankan momen tersebut demi menjalankan tugas suci.

Baca Juga :  RSUDMA Sumenep Hadirkan Layanan Paru Unggulan dengan Tim Dokter Spesialis Terkemuka

Mereka mengingatkan kita bahwa setiap profesi memiliki perannya masing-masing dalam membentuk masyarakat yang peduli dan penuh kasih sayang.

Lebaran tahun ini mungkin terasa berbeda bagi Dr. Regi, Kiki, dan banyak tenaga kesehatan lainnya. Namun, di balik pengorbanan dan rasa rindu, ada kebanggaan dan kepuasan tersendiri yang mereka rasakan.

Keberadaan mereka di rumah sakit, siap memberikan bantuan bagi yang membutuhkan, adalah bukti nyata dari kecintaan pada profesi dan dedikasi terhadap kemanusiaan.***