SAMPANG, MaduraPost – Pemerintah Kabupaten Sampang terus berjuang memutus mata rantai penyebaran covid-19 dengan berbagai kebijakan seperti meliburkan sekolah, melarang pengajian dan berbagai kegiatan keagamaan yang mengundang kerumunan massa.
Namun kebijakan Bupati Sampang, H.Slamet Junaidi bersama Forkopimda dianggap aneh ketika lomba burung merpati justru ramai dilaksanakan di wilayah Pantura, Kecamatan Sokobanah.
Bupati bersama Forkopimda Sampang dianggap tidak peka dengan masalah sosial yang saat ini terjadi di Masyarakat.
Hal itu disampaikan salah satu tokoh ulama berinisial AM di Kecamatan Sokobanah. Ia mengaku resah dengan kegiatan lomba burung merpati yang biasa di gelar di Sokobanah dan sekitarnya.
Bahkan menurut AM, lomba burung merpati yang digelar di Tamberu Daya justru semakin ramai. Karena tempat adu merpati yang ada di Desa Bira Tengah dan Bira Timur disatukan ke Tamberu Daya.
“Kebijakan Bupati dan Polisi di Sampang ini aneh mas, karena ada Corona, pengajian dilarang. Sedangkan lomba merpati justru semakin ramai dan dibiarkan,” Kata AM kepada MaduraPost, Selasa (19/05/2020).
Lebih lanjut AM berharap agar Bupati dan Kapolres Sampang bisa tegas melarang kegiatan lomba burung merpati yang ada di Kecamatan Sokobanah, terutama di Desa Tamberu Daya.
“Kalau Bupati berani melarang adanya pengajian, kenapa melarang kegiatan lomba merpati tidak berani,” Keluhnya.
Selain itu AM juga meminta kepada Polisi Sektor (Polsek) Sokobanah untuk tegas ikut memerangi penyebaran virus covid-19 seperti yang selalu digaungkan oleh Forkopimda Kabupaten Sampang.
“Polsek juga harus andil dalam memerangi virus corona ini, karena bagaimanapun Polsek juga pengaruh besar di wilayah Sokobanah,” tambahnya.
Sementara itu Kapolsek Sokobanah Iptu H. Ari Widartono saat dihubungi media ini tidak merespons. (mp/man/rus)